Selasa 25 Aug 2020 20:35 WIB

UNS Buka Jalur Mandiri Kemitraan Bagi TNI AU dan Keluarga

Peningkatan kualitas SDM prajurit TNI AU menjadi salah satu faktor krusial 

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, dan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, menandatangani perjanjian kerja sama tentang Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT), di Gedung dr Prakosa Kantor Pusat UNS, Solo, Selasa (25/8).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, dan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, menandatangani perjanjian kerja sama tentang Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT), di Gedung dr Prakosa Kantor Pusat UNS, Solo, Selasa (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan TNI Angkatan Udara (AU) tentang Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT). Penandatangan dilakukan oleh Rektor UNS, Jamal Wiwoho dan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, di Gedung dr Prakosa Kantor Pusat UNS, Solo, Selasa (25/8).

Melalui penandatangan PKS tersebut, UNS menyelenggarakan program magister (S2) dan doktoral (S3) untuk anggota TNI AU, serta menyiapkan jalur mandiri kemitraan bagi keluarga TNI AU yang ingin berkuliah di UNS.

PKS tersebut dimaksudkan untuk mensinergikan potensi dan sumber daya yang dimiliki kedua pihak untuk pelaksanaan Tri Dharma Penguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) agar dapat dijadikan pedoman para pihak dalam mengimplementasikan kerja sama. Ruang lingkup PKS meliputi penyelenggaraan penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat, kemudian peningkatan dan pengembangan potensi SDM, pengembangan akademik sekolah-sekolah di bawah TNI AU, penyelenggraaan program magister dan doktoral bagi anggota TNI AU, serta penyelenggaraan jalur mandiri bagi putra-putri TNI AU.

Rektor UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan, di dalam naskah PKS salah satunya mewujudkan kerja sama penyelenggaraan pendidikan sarjana (S1), magister (S2) dan doktoral (S3) bagi TNI AU, serta bagi putra-putri TNI AU yang mau masuk UNS disiapkan jalur khusus mandiri. Mulai 2020 Seleksi Mandiri UNS dilaksanakan empat jalur, yaitu jalur nilai UTBK, jalur prestasi, jalur kemitraan, dan jalur disabilitas.

"Salah satu wujud perjanjian kerja sama itu bagaimana menyinergikan potensi yang ada di UNS dan potensi yang ada di TNI AU. Demikian juga bagi para anggota TNI AU yang masih aktif dan ingin mengembangkan diri belajar S2 dan S3 kami akan membantu dengan sekuat tenaga," ujar Jamal di acara tersebut.

Di samping itu, penandatanganan PKS tersebut juga menyangkut program-program pengabdian masyarakat salah satunya Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UNS. Nantinya, TNI AU akan membantu KKN mahasiswa UNS terutama di wilayah 3T yakni terdepan, terluar, dan tertinggal.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mengatakan, peningkatan kualitas SDM prajurit TNI AU menjadi salah satu faktor krusial agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Karenanya, TNI AU berupaya melakukan pemberdayaan SDM melalui pendidikan dan eksplorasi dengan institusi pendidikan.

"TNI AU aktif mengirimkan peserta belajar ke UNS ke berbagai program studi salah satunya spesialis kedokteran," ungkap Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Dia menekankan, pengembangan SDM menjadi satu bidang yang diutamakan sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara. "Karena SDM unggul sebagai kunci untuk organisasi TNI AU ke depan. Seberapa pun teknologi itu maju, SDM tetap yang utama," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani berita acara penyerahan Pesawat AS-202 Bravo LM-2017. Pesawat tersebut telah ditempatkan di area danau UNS sejak akhir 2019. Sementara mesin pesawat tersebut digunakan untuk praktikum mahasiswa Fakultas Teknik UNS.

Menurut Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, TNI AU menggunakan pesawat AS-202 Bravo LM-2016 sejak Desember 1981, diperuntukkan melatih siswa-siswa sekolah penerbangan TNI AU. Sudah ratusan penerbang AU yang berlatih dengan pesawat tersebut, sehingga bisa dibilang pesawat bersejarah. "Sejak 2015 pesawat AS-202 Bravo LM-2017 sudah tidak digunakan lagi oleh TNI AU dan sebagain besar dijadikan monumen di berbagai lokasi di Indonesia," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement