Selasa 25 Aug 2020 17:22 WIB

Dispertan Dorong ASN Beli Hasil Panen Petani

Purbalingga merupakan salah satu daerah penghasil pertanian jenis hortikultura

Rep: eko widiyatno/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah buruh tani membersihkan bawang merah di lapak bawang merah Desa Padasugih, Brebes, Jawa Tengah, Senin (26/8). Menurut petani setempat, melimpahnya pasokan bawang merah karena panen raya di sejumlah wilayah, membuat harga bawang merah satu bulan terakhir anjlok dari Rp20 ribu menjadi Rp10 ribu per kilogram.
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Sejumlah buruh tani membersihkan bawang merah di lapak bawang merah Desa Padasugih, Brebes, Jawa Tengah, Senin (26/8). Menurut petani setempat, melimpahnya pasokan bawang merah karena panen raya di sejumlah wilayah, membuat harga bawang merah satu bulan terakhir anjlok dari Rp20 ribu menjadi Rp10 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA--Sejak beberapa waktu terakhir, harga produk hasil pertanian mengalami penurunan cukup drastis. Terutama hasil pertanian jenis sayuran dan bumbu dapur.  Seperti cabai, saat ini hanya dihargai Rp 7.000-Rp 8.000 kg di tingkat petani. Demikian juga dengan brokoli yang hanya dihargai Rp 1.000 per kg, tomat Rp 1.000/kg, seledri Rp 4.000/kg.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, mengakui rendahnya hasil panen petani pada musim panen saat ini. "Kami memang banyak mendapat keluhan petani mengenai jatuhnya harga hasil panen mereka. Terutama hasil panen jenis pertanian hortikultura," katanya, Selasa (25/8).

Dia menyebutkan, Purbalingga merupakan salah satu daerah penghasil pertanian jenis hortikultura yang cukup besar. Petani yang membudidayakan beragam sayuran dan berbagai jenis bumbu dapur ini, berada di wilayah dataran tinggi lereng gunung Slamet, seperti di wilayah Kecamatan Karangreja dan Karangjambu."Petani di wilayah ini banyak yang mengeluh jatuhnya harga hasil panen mereka," katanya.

Dia menyebutkan, jatuhnya harga berbagai jenis produk pertanian ini disebabkan oleh berbagai faktor. Selain karena melimpahnya stok akibat musim panen di berbagai daerah, tingkat konsumsi masyarakat juga cenderung turun. "Sekarang bukan sedang musim hajatan, sehingga permintaan juga cenderung turun," katanya.

Kondisi ini ditambah lagi dengan kondisi pandemi Covid 19, yang menyebabkan banyak warga enggan berbelanja ke pasar. "Berbagai hal inilah yang menyebabkan harga berbagai produk pertanian menurun drastis," katanya.

Menyikapi hal itu, Mukodam menyatakan, saat ini pihaknya sedang mendorong kalangan ASN di lingkungan Pemkab Purbalingga untuk membeli sayuran hasil langsung dari petani. Hal ini dimaksudkan untuk menstabilkan harga produk pertanian para petani di Purbalingga agar tidak terus anjlok.

"Untuk itu, kami akan menfasilitasi pengadaannya dengan menyalurkan langsung pada ASN yang memesan," katanya. Kalau untuk ASN di lingkungan Dispertan, menurut Mukodam, sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu.

Dia menyebutkan, ada beragam paket harga sayuran yang bisa dipesan para ASN. Paket termurah, ditawarkan dengan harga Rp 5.000 per paket, sudah mendapat sayur buncis, kol, tomat dan jenis sayuran lainnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement