Selasa 25 Aug 2020 16:24 WIB

Gubernur Gerah, Masih Ada Pejabat Abaikan Protokol Kesehatan

kritikan selain ditujukan kepada ASN juga sejumlah pihak yang membuat hajatan besar

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat penanganan Covid-19, tingkat Jawa Tengah di Desung A kompleks  Setda Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Senin (3/8). Rapat ini mulai membahas sanksi denda bagi ASN pelanggar protokol kesehatan di Jawa Tengah.
Foto: dok.Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat penanganan Covid-19, tingkat Jawa Tengah di Desung A kompleks  Setda Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Senin (3/8). Rapat ini mulai membahas sanksi denda bagi ASN pelanggar protokol kesehatan di Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Upaya penegakan hukum guna mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah, telah dicanangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Namun  perilaku sebagian masyarakat yang tetap abai dalam menerapkan protokol kesehatan pada kebiasaan baru di masa pandemi ini.

Hal itu terlihat dari sikap sejumlah aparatur sipil negara (ASN), yang seharusnya menjadi contoh dalam penerapan disiplin protokol kesehatan di masyarakat. Hal ini, terungkap dari sentilan Gubernur Jawa Tengah terhadap sejumlah ASN di Kabupaten Grobogan, yang disebutnya kurang peduli terhadap upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 tersebut.

“Kemarin, dalam acara peresmian penyulingan minyak kayu putih Koperasi Kendeng Rimba Raya IPHS Kabupaten Grobogan, masih ada sejumlah pejabat di sana yang tidak memakai masker,” kata Ganjar Pranowo, di Semarang, Selasa (25/8).      

Celakanya, jelas gubernur, foto- foto sejumlah pejabat yang tak memakai masker tersebut sempat diunggah di media sosial Twitter, hingga banyak mendapatkan komentar serta reaksi dari warganet.

Kendati tidak benar- benar hafal dengan beberapa oknum ASN yang dimaksud, namun gubernur bisa memastikan dalam foto- foto yang diunggah tersebut ada eksekutif, legislatif hingga perangkat desa.

“Lho, kok banyak yang nggak pakai masker, ada juga yang pakai maskernya tidak bener,” tegasnya, usai menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Pramuka tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Gubernur juga menyesalkan, masih ditemukan ketidaktertiban dan ketidakpatuhan terkait protokol kesehatan, baik pemakaian masker maupun dalam menjaga jarak fisik pada kegiatan tertentu.

Bahkan masih ada pejabat publik yang juga belum tertib. “Padahal --sebagai pejabat publik-- seharusnya bisa memberikan contoh baik kepada masyarakat, tak terkecuali dalam hal menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.

Terkait hal tersebut, gubernur mengakui masih ada masyarakat di daerahnya yang belum bisa tertib atau disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, meski juga sudah sering kali diingatkan.

Di sisi lain ada pula masyarakat yang masih ‘berontak’ saat diminta untuk tertib. “Tetapi kalau kita sendiri (para pejabatnya) tidak mampu memberikan contoh yang baik, ya bahaya itu,” tandasnya.

Ganjar juga mengaku, kritik yang disampaikannya tersebut tidak hanya terkait dengan acara peresmian di Kabupaten Grobogan itu saja. Ia juga mengkritisi beberapa pihak yang juga membuat hajat besar di tengah kondisi pandemi Covid-19 di Jawa Tengah.

Terlebih kegiatan besar yang dibuat juga berpotensi menimbulkan kerumunan orang dalam jumlah banyak, tanpa memperhatikan physical distancing. Ia kembali menyinggung apa yang terjadi di Mal Tentrem.

Maka ia pun memperingatkan pengelola mal tersebut tidak boleh seperti itu lagi, karena kepatuhan dan kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan masih menjadi sorotan, termasuk di Jawa Tengah.

Karena pengelola menyatakan sudah siap, tetapi ternyata siapnya cuma di atas kertas dan tidak siap untuk mengontrol dan mengendalikan pengunjung di lapangan. “Ini beberapa contoh yang menjadi perhatian kami,” tegasnya.

Gubernur kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk tidak menyepelekan protokol kesehatan. Ia juga meminta untuk meningkatkan ketertiban adaptasi kebiasaan baru yang saat ini masih belum adaptif.

Sehingga gubernur pun mengaku tidak akan pernah berhenti untuk terus ‘berteriak’ dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya disiplin dan ketertiban terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tersebut.

“Saya akan sensitif soal itu, biasanya kalau dalam model vicon pun saya juga sensitif untuk bisa mengingatkan secara langsung. Karena mengingatkan secara langsung itu sekaligus juga efek kejut yang bisa kita berikan kepada mereka,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement