Selasa 25 Aug 2020 12:33 WIB

Semester I 2020, Mandiri Syariah Cetak Laba Rp 719 Miliar

Laba Mandiri Syariah naik 30,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mencatatkan kinerja solid selama semester I 2020.
Foto: Dok. Mandiri Syariah
PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mencatatkan kinerja solid selama semester I 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mencatatkan kinerja solid selama semester I 2020. Indikator bisnis Mandiri Syariah secara keseluruhan seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan dengan kualitas baik, margin, fee based income (FBI) serta laba naik positif. 

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyampaikan fokus strategi yang customer centric dan customer solutions berhasil menopang kinerja Mandiri Syariah selama masa pandemi. Mandiri Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp 719 miliar per Juni 2020, naik 30,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga

"Kenaikan laba ditopang pendapatan margin dan FBI yang antara lain disumbang dari layanan digital," katanya dalam paparan kinerja semester I 2020, Selasa (25/8).

Laba yang berhasil dibukukan Mandiri Syariah juga ditopang oleh keberhasilan dalam menghimpun DPK yang mendorong peningkatan aset dan komposisi low cost fund. Selain itu didorong oleh penurunan angka non performing financing (NPF) dan penyaluran pembiayaan secara selektif dan berkualitas. 

Direktur Finance, Strategy dan Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengatakan hingga akhir Juni 2020, DPK tercatat Rp 101,78 triliun, tumbuh 16,52 persen (yoy). Dari total dana tersebut, porsi dana murah mencapai hingga 57,93 persen yang dikontribusi oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 72,11 persen.

Pertumbuhan DPK tersebut juga mendorong aset Mandiri Syariah per akhir Juni 2020 mencapai Rp 114,40 triliun atau naik 13,26 persen (yoy). Pencapaian ini memperkuat posisi Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dari sisi pembiayaan sampai dengan akhir Juni 2020 tercatat sebesar Rp 75,61 triliun, tumbuh 5,8 persen (yoy).

"Kami sadar kualitas pembiayaan menjadi tantangan dalam masa pandemi ini, untuk itu kami mempertebal cadangan kami sebagai antisipasi risiko," katanya.

Sampai dengan Juni 2020, NPF mengalami perbaikan dengan rasio NPF Net dari 1,21 persen menjadi 0,88 persen (yoy) per Juni 2020. Sementara, NPF Gross turun dari 2,89 persen  menjadi 2,57 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement