Senin 24 Aug 2020 22:34 WIB

Polda NTB Siagakan Personel Tanggap Bencana Karhutla

Penyebab karhutla aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan untuk persiapan tanam.

Polda NTB Siagakan Personel Tanggap Bencana Karhutla (ilustrasi).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Polda NTB Siagakan Personel Tanggap Bencana Karhutla (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mulai menyiagakan personel tanggap bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Mobil tangki sudah siap di polres-polres. Kami drop air bersih ke daerah yang terdampak. Kami sudah ada pemetaannya," kata Karo Ops Polda NTB Kombes Pol Dewa Putu Maningka Jaya di Mataram, Senin (24/8).

Sebanyak sepuluh Polres jajaran Polda NTB, katanya, sudah dilengkapi dengan sarana kendaraan dinas (randis) mobil tangki air bersih. "Belum lagi tiga water cannon Polda NTB. Suplai air bersihnya nanti kami dikoordinasikan dengan pemda setempat bila mana akan ada pendistribusian," ujarnya.

Dengan kesiapan yang demikian, Dewa memastikan bahwa pihaknya sudah siap membantu pemerintah dalam mengantisipasi kasus kekeringan maupun karhutla. Dia menjelaskan bahwa upaya penanganan kekeringan sejalan dengan pencegahan karhutla. Bahkan dalam periode satu bulan terakhir, pihaknya sudah melaksanakan 17 kali pemadaman.

Untuk luas lahan yang terbakar mencapai 10,5 hektare. Arealnya tersebar di Kabupaten Dompu; Kota Bima; Kabupaten Sumbawa; Kabupaten Sumbawa Barat; Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara. "Tapi ini areanya kecil-kecil. Sudah bisa langsung padam," ucapnya.

Dari hasil evaluasi kepolisian, kebakaran lahan didominasi terjadi di lahan pertanian. Penyebabnya, aktivitas pembukaan dan pembersihan lahan untuk persiapan tanam. Selain itu ada juga dari perluasan lahan jagung.

"Jadi mayoritas disebabkan manusia. Faktor alam persentasenya sangat kecil, makanya areal yang terbakar luasnya tidak lebih dari dua hektare. Kalau ada yang lebih, kami usut pidananya," kata Dewa.

Berdasarkan data BPBD Provinsi NTB tertanggal 18 Agustus 2020, ada sebanyak 341 desa dari tujuh kecamatan dengan 705.691 jiwa yang terdampak kekeringan. Kemudian sembilan dari sepuluh kabupaten/kota di NTB sudah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement