Senin 24 Aug 2020 22:12 WIB

2 Benda 'Hitam' yang Jadi Konsumsi Keluarga Rasulullah SAW

Rasulullah dan keluarganya menjalani hidup sederhana.

Rasulullah SAW dan keluarganya menjalani hidup sederhana. kaligrafi bertuliskan Muhammad SAW
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW dan keluarganya menjalani hidup sederhana. kaligrafi bertuliskan Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID,   

عن عُرْوَةَ عَنْ عائشة رضي اللَّه عنها، أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ: وَاللَّه يَا ابْنَ أُخْتِي إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إلى الهِلالِ ثمَّ الهِلالِ. ثُمَّ الهلالِ ثلاثةُ أَهِلَّةٍ في شَهْرَيْنِ. وَمَا أُوقِدَ في أَبْيَاتِ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم نارٌ قُلْتُ: يَا خَالَةُ فَمَا كَانَ يُعِيشُكُمْ؟ قالتْ: الأَسْوَدَانِ: التَّمْرُ وَالمَاءُ إِلاَّ أَنَّهُ قَدْ كَانَ لرسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم جِيرانٌ مِنَ الأَنْصَارِ. وَكَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ وَكَانُوا يُرْسِلُونَ إِلى رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنْ أَلبانها فَيَسْقِينَا 

Baca Juga

"Wahai bibi, tolong ceritakan kepadaku bagaimana kalian membina rumah tangga?'' Urwah, kemenakan Aisyah RA melontarkan pertanyaan, saat dia menemani hari-hari Aisyah yang tengah berkabung atas kepergian Rasulullah SAW ke pangkuan Sang Khaliq. Sambil tersenyum getir, Aisyah mencoba mengulang kembali kenangan indah yang paling berkesan saat ia masih menjadi istri baginda Rasul. ''Demi Allah wahai kemenakanku. Sungguh kami pernah melihat bulan sabit berganti di langit sampai tiga kali berturut-turut dalam dua bulan. Selama itu tidak pernah tungku api menyala di seluruh rumah istri Rasulullah SAW.''

Aisyah RA masih tetap tersenyum meski kalimat itu telah terhenti. Mendengarnya, Urwah kaget dan berkata, ''Wahai bibi, bagaimana kalian bisa bertahan hidup bila sedemikian?''

 

Aisyah lalu menjawab, ''Dengan dua benda hitam; yaitu kurma dan air yang tidak jernih. Namun, terkadang beberapa tetangga Rasulullah SAW dari golongan Anshor yang memiliki domba suka mengirimkan susu kepada kami untuk diminum.'' (Muttafaq Alaihi).

Subhanallah! Itulah kebahagiaan keluarga bumi yang berhati langit. Ketiadaan materi tidak membuat mereka panik, berespons keras atau meminta cerai dari Rasulullah SAW. Benar, episode hidup keluarga ini telah dipertontonkan Allah SWT kepada umat dan kita semua, bahwa pilihan hidup bahagia meski tak berlandaskan materi dapat dijalankan dengan damai.

Keluarga Muhammad SAW tidak pernah memiliki nafkah yang cukup untuk menghidupi hari-hari mereka. Akan tetapi, kehidupan mereka berjalan mulia dan keharmonisan pun masih tetap mereka miliki. Jika mereka bisa hidup bahagia tanpa keberadaan nafkah, lalu bagaimana dengan kita?

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement