Senin 24 Aug 2020 15:46 WIB

Pemkot Surabaya Terus Kembangkan Urban Farming

Urban farming cocok diterapkan demi ketahanan pangan saat pandemi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Kegiatan pertanian di lahan terbatas wilayah perkotaan atau urban farming, tengah menjadi tren dan terus digalakkan, terutama di tengah pandemi Covid-19.
Foto: istimewa
Kegiatan pertanian di lahan terbatas wilayah perkotaan atau urban farming, tengah menjadi tren dan terus digalakkan, terutama di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya terus mengembangkan pelaksanaan kegiatan pertanian kota (urban farming). Ini merupakan salah satu program dalam pemberdayaan masyarakat pada sektor pertanian.

Program urban farming menurutnya turut berperan serta dalam pengurangan angka kemiskinan serta peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Eri mengaku, Pemkot Surabaya juga terus berupaya membantu memfasilitasi masyarakat dalam pemasaran produk urban farming dari masyarakat.

Baca Juga

"Di antaranya adalah memfasilitasi pemasaran di Citraland Fresh Market," kata Eri di Surabaya, Senin (24/8).

Selain pengembangan urban farming, Eri menyatakan, Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) juga melaksanakan berbagai pelatihan untuk pengembangan diversifikasi pangan Kota Surabaya. Diharapkannya, sumber pangan warga Kota Surabaya tidak hanya terfokus pada beras, tetapi juga dapat berasal dari jagung, singkong, maupun sumber karbohidrat lainnya.

 

Eri melanjutkan, DKPP juga berupaya meningkatkan pemanfaatan tanah BTKD yang kosong atau tidak terpakai. Pemanfaatan tanah kosong itu untuk ditanami tanaman obat keluarga (TOGA) dan urban farming.

 

"Selain bertujuan untuk memenuhi ketahanan pangan, adanya urban farming juga mendukung penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)" ujar Eri.

 

Kepala DKPP Surabaya, Yuniarto Herlambang menyatakan, selama ini pihaknya terus memberikan pendampingan dan bantuan stimulan berupa bibit tanaman. Bantuan disalurkan kepada warga yang berminat dalam budidaya tanaman melalui metode urban farming. Baik itu berupa tanaman pangan maupun hortikultura.

 

"Terkait urban farming, kita memberikan pendampingan dan bantuan stimulan kepada warga masyarakat untuk semakin memaksimalkan tanah pekarangannya, dengan tanaman pangan maupun hortikultura," kata Herlambang.

 

Herlambang mengaku, setiap hari permintaan bibit tanaman ke kantor DKPP selalu ada. Baik itu permintaan bibit perorangan maupun kelompok. Namun, karena keterbatasan jumlah bibit, sehingga tidak semua permintaan itu difasilitasi.

 

"Kalau (permintaan) banyak mungkin kita survei dahulu, apakah cocok lahannya, tapi kalau sedikit pasti kita beri. Dan permintaan terus meningkat," katanya.

 

Apalagi, kata Herlambang, di masa pandemi saat ini, program urban farming dinilai sangat cocok diterapkan dalam upaya ketahanan pangan. Karenanya, DKPP Surabaya terus berperan aktif mendorong dan membantu masyarakat dalam mengoptimalkan program ketahanan pangan tersebut.

 

"Jadi kalau memang masyarakat membutuhkan benih atau bibit-bibit kita dukung itu. Permintaan bisa perorangan atau berkelompok. Kita juga lihat permintaannya (jumlah) bibit dengan kondisi di lapangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement