Ahad 23 Aug 2020 20:03 WIB

Pemprov DKI Diminta Cek Sistem Pemadam Semua Gedung

Sistem keamanan serta pencegahan kebakaran di seluruh gedung harus diawasi ketat.

Polisi berjaga di gedung utama Kejaksaan Agung yang terbakar di Jakarta, Ahad (23/8). Kebakaran tersebut berawal sejak Sabtu (22/8) malam dan api diduga sementara berasal dari lantai enam yang merupakan bagian kepegawaian.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Polisi berjaga di gedung utama Kejaksaan Agung yang terbakar di Jakarta, Ahad (23/8). Kebakaran tersebut berawal sejak Sabtu (22/8) malam dan api diduga sementara berasal dari lantai enam yang merupakan bagian kepegawaian.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengecek dan mengawasi secara ketat sistem keamanan serta pencegahan kebakaran di seluruh gedung di Jakarta. Khususnya terhadap gedung pemerintahan.

"Kami apresiasi kerja keras tim damkar menanggulangi kebakaran di Kejaksaan Agung," kata anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Oman Rohman Rakinda di Jakarta, Ahad (23/8).

Baca Juga

Tim damkar telah dengan sigap dan cepat menangani kebakaran tersebut. "Ini menunjukkan tim damkar kita tangguh," katanya.

Dia juga memberikan apresiasi kepada tim Damkar Pertamina dan seluruh pihak yang ikut bergabung membantu mengatasi kebakaran di Kejaksaan Agung.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo menilai positif keterlibatan tim pemadam kebakaran (damkar) Pertamina dalam memadamkan kebakaran Gedung Kejaksaan Agung Jakarta yang terjadi pada Sabtu (22/8) malam. Menurut dia, keterlibatan tersebut bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam penanggulangan bencana. 

Terlebih upaya tersebut dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait. "Koordinasi Tim Damkar Pertamina dengan Tim Damkar Pemprov DKI Jakarta itu bagus sekali. Kejadian ini merupakan contoh yang baik dimana pihak perusahaan bisa ikut serta dalam penanganan bencana," kata Imam dalam keterangan tertulisnya.

Dalam menghadapi bencana sebaiknya ada koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan BUMN. Koordinasi ini sangat penting guna membantu ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan dalam mengatasi sebuah bencana. 

Namun hal terpenting, harus ada simpul kordinasi di antara seluruh pihak. "Kalau bisa kordinasinya dilakukan sebelum ada bencana. Jangan hanya ketika terjadi bencana saja. Dari jauh-jauh hari semua potensi harus berkoordinasi dalam penanganan bencana atau free distarter management," katanya.

Ia juga memberikan apresiasi dengan yang dilakukan dengan Pertamina dalam penanganan kebakaran di Gedung Kejaksaan Agung. Imam berharap ke depan yang telah dilakukan oleh BUMN ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lainnya.

Pada kebakaran yang melalap Gedung Kejaksaan Agung, tim Damkar PT Pertamina (Persero) terlibat memadamkan api yang menghanguskan gedung 6 lantai tersebut.

BUMN migas ini mengerahkan dua unit water tander dan 3 unit fire rescue serta 14 petugas yang dikirimkan untuk memadamkan api yang melalap gedung yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sejak pukul 19.10. Mobil Damkar Pertamina berserta petugas tersebut bertolak dari Kantor Pusat PT Pertamina, Jl Medan Merdeka Timur, Nomor 1A, Jakarta Pusat, sekira pukul 21.00 WIB.

Setibanya di lokasi kebakaran, tim dari Pertamina langsung berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta dan petugas keamanan yang ada di lokasi kejadian. Tim sempat mendapat kesulitan lantaran sulitnya akses masuk ke lokasi. Setelah berkoordinasi, tim ini membantu pasokan air untuk pemadaman.

Sejumlah anggota Damkar Pertamina ikut membantu pemadaman (fighting) di gedung yang terbakar. Api yang menghanguskan gedung Kejaksaan Agung baru dapat dipadamkan sekitar pukul 06.00 WIB, Ahad (24/8).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement