Ahad 23 Aug 2020 10:09 WIB

Houthi Serang Saudi dengan Rudal Balistik

Rudal yang diluncurkan Houthi mengarah ke kota Jazan, berhasil digagalkan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi rudal. Koalisi militer pimpinan Arab Saudi berhasil menghancurkan pesawat nirawak (drone) bermuatan bahan peledak dan rudal balistik yang diluncurkan kelompok pemberontak Houthi Yaman pada Sabtu (22/8). Rudal tersebut diarahkan ke wilayah selatan Saudi.
Foto: WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Ilustrasi rudal. Koalisi militer pimpinan Arab Saudi berhasil menghancurkan pesawat nirawak (drone) bermuatan bahan peledak dan rudal balistik yang diluncurkan kelompok pemberontak Houthi Yaman pada Sabtu (22/8). Rudal tersebut diarahkan ke wilayah selatan Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi militer pimpinan Arab Saudi berhasil menghancurkan pesawat nirawak (drone) bermuatan bahan peledak dan rudal balistik yang diluncurkan kelompok pemberontak Houthi Yaman pada Sabtu (22/8). Rudal tersebut diarahkan ke wilayah selatan Saudi.

Dilaporkan laman Al Arabiya, juru bicara koalisi militer pimpinan Saudi Kolonel Turki al-Maliki mengungkapkan, rudal yang diluncurkan Houthi mengarah ke kota Jazan. Namun sebelum mencapai sasaran, rudal berhasil dijatuhkan.

Baca Juga

Sepanjang pekan ini, Houthi telah beberapa kali melancarkan serangan ke Saudi. Pada Kamis (20/8) malam, misalnya, Houthi menembakkan rudal balistik dan mengerahkan drone bermuatan bahan peledak ke wilayah Saudi. Koalisi militer dapat mencegat serta menghalau serangan tersebut. 

Pada Senin (17/8), Houthi meluncurkan proyektil militer dari Yaman menuju desa perbatasan di wialayah Jazan, Saudi. Serangan lintas batas Houthi telah meningkat sejak akhir Mei, yakni ketika gencatan senjata yang dipicu pandemi Covid-19 berakhir. 

Sejak Maret 2015, Saudi telah melakukan intervensi militer di Yaman. Mereka berupaya menumpas Houthi dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan. Saudi memandang Houthi sebagai ancaman karena didukung Iran. 

Sejak saat itu, Saudi gencar melancarkan serangan udara ke Yaman. Peperangan telah menyebabkan banyak sekolah, rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya hancur. Konflik memicu jutaan warga kelaparan. Akses ke fasilitas atau layanan kesehatan semakin sulit. PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement