Sabtu 22 Aug 2020 18:34 WIB

Pemkot Surabaya Laksanakan Posyandu Door to Door

Dinkes Surabaya memastikan Posyandu tetap terlaksana di tengah pandemi Covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Dinkes Surabaya bersama para kadernya menjemput bola dengan mengunjungi rumah warga (door to door) untuk melaksanakan Posyandu serta pendistribusian vitamin A.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ilustrasi Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Dinkes Surabaya bersama para kadernya menjemput bola dengan mengunjungi rumah warga (door to door) untuk melaksanakan Posyandu serta pendistribusian vitamin A.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengaku pihaknya terus memperhatikan pertumbuhan para balita di Kota Pahlawan, di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya memastikan program Posyandu di Surabaya tetap terlaksana. 

Dinkes bersama para kadernya menjemput bola dengan mengunjungi rumah warga (door to door) untuk melaksanakan Posyandu serta pendistribusian vitamin A. “Untuk pemantauan pertumbuhan Balitanya itu dapat dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali.  Termasuk selama masa pandemi melalui para kader. Tetapi yang pemberian vitamin hanya satu tahun dua kali,” kata Febria di Surabaya, Sabtu (22/8).

Baca Juga

Febria memaparkan, untuk kali ini pendistribusian vitamin A dimulai dari kader wilayah Puskesmas Simo Mulyo dan Sawah Pulo. Para kader tersebut berkeliling ke rumah penduduk yang di dalamnya terdapat Balita. Di sana, para balita akan ditimbang, diukur tinggi dan diberikan vitamin A.

“Jadi mekanismenya Balita-Balita itu akan dipantau pertumbuhannya secara mandiri oleh ibu atau pengasuh menggunakan pita lila. Pita ini untuk mengukur lingkar lengan atas. Kemudian hasilnya akan dikirimkan via google form ke puskesmas,” ujarnya.

Dari data tersebut, lanjut Febria, selanjutnya dilakukan pengkajian di masing-masing Puskesmas. Jika Balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk atau pita lila yang hasilnya di bawah 12.5 sentimeter maka akan dilakukan janji temu dengan petugas.  

“Tujuannya Puskesmas akan mengukur tinggi berat dan panjang badannya. Serta memberikan intervensi untuk mencegah stunting,” kata Febria.

Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan Puskesmas agar Balita yang mengalami gizi buruk bisa terdeteksi lebih dini. Sehingga dapat segera dilakukan penanganan. "Kami terus lakukan pemantauan untuk para Balita untuk mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement