Sabtu 22 Aug 2020 18:29 WIB

Dirawat di Jerman, Pemimpin Oposisi Rusia Stabil

Navalnya dilarikan ke Jerman untuk mendapatkan perawatan medis.

Alexei Navalny, blogger anti-Kremlin yang merupakan pemimpin oposisi Rusia
Foto: AP
Alexei Navalny, blogger anti-Kremlin yang merupakan pemimpin oposisi Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemimpin oposisi Rusia  Alexei Navalny kini dalam kondisi stabil setelah diterbangkan dari Omsk kota wilayah Siberia menuju Berlin pada Sabtu. Navalnya dilarikan ke Jerman untuk mendapatkan perawatan medis.

"Kondisi Navalny stabil selama penerbangan dan setelah mendarat," kata aktivis Jaka Bizilj kepada tabloid Jerman Bild.

Baca Juga

Sebelumnya politisi oposisi Rusia itu dilarikan keluar dari sebuah rumah sakit dengan ambulans pada Sabtu pagi. Navalny yang sedang dalam kondisi kritis itu dilarikan meninggalkan Kota Omsk di wilayah Siberia dan diterbangkan menuju Jerman untuk mendapat perawatan medis. Ini setelah sekutu-sekutu politisi oposisi itu menuduh otoritas Rusia berusaha menghentikan evakuasi terhadap Navalny.

Navalny jatuh sakit pekan ini saat terbang kembali ke Moskow dari Kota Tomsk wilayah Siberia ketika dia menemui sekutu-sekutunya menjelang pemilu regional bulan depan.

Dia dibawa dengan ranjang dorong, dalam keadaan tanpa gerak, dari pesawat dan dilarikan ke rumah sakit setelah pesawat itu mendarat darurat di Omsk.

Juru bicara Navalny mengatakan pengritik Kremlin itu diduga diracun. Navalny mengalami masalah medis setelah dia minum teh yang diyakini para sekutunya dicampur racun, dalam penerbangan pesawat dari Siberia menuju Moskow pada Kamis (20/8)

Dia langsung dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Omsk. Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengutip dokter kepala yang menyebut kondisi Navalny tak stabil dan pihak rumah sakit tak membenarkan pihak kerabat Navalny yang ingin memindahkan pasien oposan Kremlin itu dari rumah sakit.

Menanggapi dugaan Navalny diracun, Anatoly Kalinichenko, wakil dokter kepala rumah sakit tempat Navalny dirawat, menyatakan pihaknya tak menemukan jejak racun dalam pengujian yang dilakukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement