Jumat 21 Aug 2020 16:36 WIB

Pariwisata Batam Bidik Pasar Eropa

Batam kaya potensi wisata bawah laut.

Pariwisata Batam Bidik Pasar Eropa. Kawasan destinasi wisata di daerah Batam dan Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Foto: Dok Kementerian Pariwisata
Pariwisata Batam Bidik Pasar Eropa. Kawasan destinasi wisata di daerah Batam dan Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Dinas Pariwisata Kota Batam Kepulauan Riau membidik pasar wisatawan mancanegara (wisman) terutama asal negara-negara di Eropa. "Dan kami optimistis bisa meraih pasar Eropa," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, Jumat (21/8).

Dalam bincang bersama VITO Belanda dan Prancis melalui daring, wisman Eropa diketahui menyukai wisata ke pulau-pulau tropis dan segala yang berbau 'kembali ke alam' dan budaya lokal. Menurut Ardi, Batam memiliki itu semua.

Baca Juga

Batam memiliki lebih dari 300 pulau, dengan pasir putih dan hutan bakau yang alami. Laut Batam juga kaya akan potensi bawah laut, lengkap dengan karang dan ikan yang berwarna-warni.

Keunggulan Batam lainnya, relatif mudah diakses karena dekat dengan Singapura yang memiliki rute penerbangan ke berbagai negara di Eropa. Untuk menggapai pulau-pulau eksotis di Batam hanya butuh perjalanan laut beberapa jam saja dari Singapura sehingga tidak akan menyulitkan pelancong.

"Batam punya semua yang diinginkan wisman Eropa. Peluang kita jelas besar," kata Ardi.

Namun memang, kata dia, terdapat beberapa kendala untuk meraih wisman Eropa. Pelancong Benua Biru memiliki karakteristik berbeda dengan turis asal Asia, yang selama ini dilayani agen tur di Batam.

Misalnya saja, wisatawan Eropa lebih memilih liburan dalam waktu lama, sedangkan pelancong Asia lebih menyukai kunjungan singkat. Kemudian, wisatawan Eropa merencanakan liburan sejak jauh hari, bahkan setahun-dua tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan Asia lebih spontan.

"Ini, yang harus kami rapatkan lagi dengan Asita dan HPI, untuk menyesuaikan kebutuhan Eropa," kata dia.

Satu yang menjadi catatan adalah perusahaan tur harus menyiapkan harga pasti dalam rentang waktu hingga dua tahun ke depan. Karena selama ini mereka menyertakan catatan harga sewaktu-waktu berubah. "Masalah kepastian harga, mereka merasa kesulitan," kata Ardi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement