Jumat 21 Aug 2020 14:34 WIB

UEA: Sejumlah Negara Arab Menuju Normalisasi dengan Israel

UEA menilai hubungan diplomatik dengan Israel akan menjadi perdamaian hangat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).
Foto: AP / Oded Balilty
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA), Anwar Gargash, menyatakan beberapa negara Arab berada di tahap yang berbeda dalam proses menuju normalisasi hubungan dengan Israel, Kamis (20/8). Dia menyatakan, hubungan UEA dengan Israel ke depan akan menjadi perdamaian yang hangat.

"Ada beberapa negara Arab yang berada pada skala ini dalam tahapan yang berbeda," kata Gargash dalam pembicaraan virtual dengan lembaga think tank Amerika Serikat.

Baca Juga

Menurut Gargash, kawasan Arab memang membutuhkan terobosan strategis. Kondisi ini diawali dengan perjanjian antara Israel-UEA yang akan membuahkan hasil perdamaian hangat.

"Karena tidak seperti Yordania atau Mesir, kami tidak berperang dengan Israel," kata Gargash merujuk pada Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979, dan dengan Yordania pada 1994.

Seperti dikutip dari Al Arabiya, Gargash menambahkan bahwa Kedutaan Besar UEA di Israel akan berada di Tel Aviv, bukan Yerusalem. Presiden AS, Donald Trump, memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018, artinya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menteri Luar Negeri UEA ini menyatakan, penangguhan Israel atas aneksasi tanah Palestina adalah bagian dari perjanjian. Langkah ini adalah upaya kritis dalam pemikiran yang dilakukan UEA.

"UEA melihat peluang karena kami selalu didesak ... oleh Palestina untuk membantu kami menghentikan aneksasi ... dengan menghubungkannya ke penangguhan aneksasi, kami keluar dengan kesepakatan yang bagus," kata Gargash.

Pekan ini menjadi waktu perkembangan besar dalam hubungan UEA-Israel. Penasihat Keamanan Nasional UEA, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, menerima  kepala Intelijen Luar Negeri Israel Mossad, Yossi Cohen, pada Selasa 18 Agustus. Laporan kantor berita WAM, keduanya membahas kerja sama bilateral di beberapa bidang.

Sedangkan sehari sebelumnya, Presiden Israel, Reuven Rivlin, mengundang Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, ke Yerusalem. Rivlin mengungkapkan undangan tersebut dalam sebuah surat yang ditulis dalam bahasa Arab.

"Saya sangat berharap langkah ini dapat berkontribusi dalam membangun dan memperkuat rasa saling percaya antara kita dan negara-negara kawasan," kata Rivlin dalam suratnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement