Jumat 21 Aug 2020 13:41 WIB

Anak tanpa Gejala Berpotensi Lebih Mudah Menularkan Covid-19

Kita tak boleh mengabaikan anak-anak sebagai penyebar virus yang potensial.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah anak bermain menggunakan masker dan pelindung wajah di Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (11/8/2020). Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak tak terlindungi dari Covid-19.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah anak bermain menggunakan masker dan pelindung wajah di Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (11/8/2020). Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak tak terlindungi dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak terinfeksi SARS-CoV-2 yang tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik berpotensi menularkan Covid-19 lebih mudah dibandingkan orang dewasa dengan gejala berat. Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts General Hospital (MGH) dan Mass General Hospital for Children.

Studi ini melibatkan 192 anak suspek Covid-19 atau anak yang pernah berkontak dengan orang terinfeksi. Dari 192 anak, sebanyak 49 anak di antaranya positif terkena Covid-19.

Baca Juga

Studi mengungkapkan bahwa anak-anak asimtomatik yang positif Covid-19 ini memiliki jumlah virus atau viral load yang tinggi di saluran pernapasan mereka. Jumlah virus yang mereka miliki bahkan lebih tinggi dibandingkan pasien Covid-19 dewasa bergejala berat yang dirawat di ICU.

"Saya terkejut dengan tingginya jumlah virus yang kami temukan pada anak-anak di semua usia, khususnya dalam dua hari pertama infeksi," ungkap Direktur MGH Cystic Fibrosis Center sekaligus Ketua Tim Peneliti Dr Lael Yonker, seperti dilansir Fox News.

Yonker mengatakan, tenaga kesehatan melakukan banyak tindakan pencegahan ketika menangani pasien Covid-19 dewasa bergejala berat. Akan tetapi, jumlah virus yang mereka miliki ternyata lebih rendah dibandingkan anak yang tampak sehat dan berjalan bebas dengan membawa jumlah virus SARS-CoV-2 yang tinggi.

Direktur Mucosal Immunology and Biology Research Center di MGH Dr Alessio Fasano mengatakan, saat ini pasien Covid-19 didominasi oleh orang dewasa. Fasano menilai, hal ini terjadi karena orang tes Covid-19 lebih banyak dilakukan pada orang dewasa yang bergejala.

"Temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak tak terlindungi dari virus ini. Kita tak boleh mengabaikan anak-anak sebagai penyebar virus yang potensial," ujar Fasano.

Di samping itu, tim peneliti juga mengungkakan bahwa hanya setengah dari anak-anak yang positif Covid-19 mengalami gejala demam. Temuan ini mempertanyakan efikasi dari skrining suhu tubuh di lingkungan sekolah.

Tim peneliti mengungkapkan, anak-anak memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami gejala berat akibat Covid-19. Akan tetapi, anak yang terinfeksi akan lebih mudah menyebarkan penyakit tersebut ke orang-orang dewasa yang rentan di sekitar mereka.

Berdasarkan temuan ini, tim peneliti menganjurkan agar anak-anak juga menerapkan penggunaan masker, jaga jarak sosial, dan cuci tangan. Dalam hal sekolah, tim peneliti menganjurkan adanya kombinasi tatap muka di sekolah dan pembelajaran daring. Selain itu, tim peneliti mengimbau adanya pengetesan Covid-19 yang rutin bila anak sudah kembali bersekolah.

"Anak-anak bisa menjadi sumber penularan virus dan ini perlu dipertimbangkan dalam tahapan rencana pembukaan kembali sekolah-sekolah," ujar Fasano.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement