Jumat 21 Aug 2020 08:40 WIB

Pasca Ledakan, Libanon Terus Terima Bantuan

Irak membantu minyak dan gas untuk pembangkit listrik di Libanon.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Orang-orang berjalan di dekat puing-puing bangunan yang hancur di lingkungan dekat lokasi ledakan pekan lalu yang melanda pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis (13/8/2020).
Foto: AP / Felipe Dana
Orang-orang berjalan di dekat puing-puing bangunan yang hancur di lingkungan dekat lokasi ledakan pekan lalu yang melanda pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pascaledakan di Beirut pada 4 Agustus lalu, Beirut terus mendapatkan sumbangan bantuan dari banyak negara. Di antaranya, Saudi Arab, Oman, Maroko, Irak, dan Ukrania.

Dilansir dari Ahram Online pada Jumat (21/8), bantuan Irak tiba di Libanon pada Kamis (20/8) kemarin. Bantuan yang datang berupa minyak gas yang digunakan untuk pembangkit listrik.

Baca Juga

Sebuah pesawat Maroko mendarat di Bandara Beirut membawa peralatan medis untuk rumah sakit lapangan militer Maroko yang terletak di dekat Forum De Beyrouth.

Ini adalah pesawat Maroko ke-21 yang tiba di Beirut dengan total 295 ton produk makanan, 10 ton peralatan medis, 11 ton bahan eksklusif untuk pengobatan COVID-19.

Selanjutnya, dua pesawat tiba dari Oman di Bandara Beirut membawa produk makanan, medis dan bantuan kemanusiaan lainnya. Sebuah pesawat Ukraina juga mendarat di Bandara Beirut dengan berton-ton peralatan medis.

Inggris juga mengirimkan 238.530 peralatan pelindung pribadi ke Lebanon termasuk masker wajah, sarung tangan, baju hazmat dan kacamata yang akan diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia untuk didistribusikan ke rumah sakit.

Seperti diketahui, dua ledakan besar mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu. Ledakan itu mengguncang gedung-gedung di seluruh ibu kota Lebanon, menewaskan sedikitnya 177 orang dan melukai 6.000 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement