Kamis 20 Aug 2020 21:41 WIB

Walau Pandemi, Minat Kuliah ke SBM ITB Masih Tinggi

Total SBM ITB menerima 616 mahasiswa baru program pascasarjana saat pandemi ini

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro (kanan) menyatakan walaupun dalam kondisi Covid-19, keinginan masyarakat untuk menuntut ilmu di SBM masih tetap tinggi
Foto: ist
Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro (kanan) menyatakan walaupun dalam kondisi Covid-19, keinginan masyarakat untuk menuntut ilmu di SBM masih tetap tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menerima 616 mahasiswa baru program pascasarjana. Dari jumlah itu, 7 diantaranya merupakan mahasiswa internasional dari Korea, Perancis, China, Jepang, Madagascar, Laos, dan Amerika Serikat. 

“Alhamdulillah, walaupun dalam kondisi Covid-19, keinginan masyarakat untuk menuntut ilmu di SBM masih tetap tinggi, ini jumlah tertinggi dibandingkan dengan jumlah penerimaan sebelumnya,” ujar Dekan SBM ITB, Prof Utomo Sarjono Putro, Kamis (20/8).

Utomo mengatakan, tingginya minat mahasiswa membuat persaingan untuk lolos masuk SBM ITB terbilang ketat. Seperti program studi Doctor Science of Management (DSM) dengan rasio persaingan 01:04 atau tingkat keketatan 23 persen. Sedangkan tingkat keketatan MBA berkisar di 48-49 persen. 

Keketatan di sini, kata dia, dalam arti persentase jumlah peserta diterima berbanding jumlah peserta pendaftar. Semakin besar persentase berarti daya saing rendah, semakin kecil persentase berarti daya saing tinggi. 

Untuk meningkatkan kualitas, kata dia, SBM ITB terus berbenah. Semua program studi sudah mendapatkan akreditasi dari ABEST21 sejak 2012. Akreditasi ABEST21 ini berpusat di Jepang. 

Selain itu, kata dia, SBM ITB tengah mempersiapkan diri mendapatkan akreditasi dari Association to advance collegiate school of Business (AACSB) International yang berpusat di Amerika Serikat. 

Dengan akreditasi AACSB, kata dia, SBM ITB diharapkan lebih mudah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai universitas di dunia. Mahasiswa juga lebih mudah melanjutkan sekolah di luar negeri dan mendapatkan akses penerimaan yang lebih luas. 

Raihan AACSB juga, kata dia, akan berdampak bagi industri, yaitu meningkatkan nilai bagi lulusan SBM ITB khususnya untuk memasuki pasar industri global. 

Utomo menjelaskan, berdasarkan tracer study 2019, 67 persen dari responden lulusan mendapatkan pekerjaan dari relasi alumni, teman dan kenalan. Meski SBM baru berusia 17 tahun pada tahun ini, para lulusannya telah menduduki posisi penting di dalam dan luar negeri. 

Seperti wakil menteri, wakil gubernur, hingga pemimpin marketing group di YouTube yang berkantor pusat di California Amerika Serikat. Banyak juga alumni yang mendirikan perusahaan rintisan atau startup besar di bidang keuangan, teknologi, pendidikan digital dan sebagainya. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement