Kamis 20 Aug 2020 20:52 WIB

YLKI: Masyarakat Tak Paham Minyak Sawit Ramah Lingkungan

Ini terjadi karena tidak adanya edukasi dari pelaku industri terhadap konsumen

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan hingga kini mayoritas konsumen di Indonesia belum mengetahui komposisi minyak sawit yang terkandung dalam berbagai produk yang dijual di pasar. 

“Banyak konsumen di Indonesia yang hanya mengetahui minyak sawit sebagai bagian dari minyak goreng dan hal-hal terkait konsumsi. Sementara yang berkelanjutan bukan merupakan perhatian besar bagi mereka. Ini terjadi karena tidak adanya edukasi dari pelaku industri terhadap konsumen tentang pengetahuan produk dan juga tidak adanya kebijakan yang jelas dalam hal ini,” kata Tulus  dalam diskusi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Jakarta.

Tulus meminta agar industri minyak goreng dapat memastikan dan menyampaikan bahwa produk yang mereka olah adalah ramah lingkungan, mulai dari hulu hingga hilir. “Mereka juga harus memastikan bahwa tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak buruh dan hak asasi manusia lainnya dalam kriteria keberlanjutan mereka,” ujarnya.

Direktur Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, Tiur Rumondang menjelaskan konsep shared responsibility atau tanggungjawab bersama bukan merupakan konsep yang baru. Konsep ini hadir untuk menyeimbangkan antara produksi dan konsumsi minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.  

“Selama 14 tahun terakhir, kita telah melihat pertumbuhan yang impresif dalam produksi minyak sawit berkelanjutan dari anggota kami namun permintaannya tidak sebanding dengan suplai dan ada keyakinan bahwa pembeli tidak mematuhi standar yang berlaku bagi produsen karena tidak adanya aturan mengenai hal itu,” kata Tiur. 

Sementara itu, Head of Market Transformation WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda mengatakan saat ini perlu adanya upaya bersama untuk memastikan bahwa produsen yang memproduksi minyak sawit secara berkelanjutan menerima manfaat yang seharusnya. “Selanjutnya konsumen dapat menggunakan daya beli mereka untuk memberikan insentif kepada produsen, utamanya petani kecil,” ujarnya.

 

Aditya mengatakan sejauh ini WWF terus berusaha mempromosikan penggunaan produk minyak sawit berkelanjutan di pasar domestik maupun pasar internasional, serta memberikan informasi yang relevan kemana pembeli bisa memperoleh sumber minyak sawit berkelanjutan dalam rangka mendukung para pelaku pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement