Kamis 20 Aug 2020 20:09 WIB

Muhammadiyah: Implementasikan Selalu 3 Spirit Hijrah

Muhammadiyah menyatakan terdapat 3 spirit hijrah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Muti, menyatakan terdapat tiga spririt hijrah dalam konteks masa kini.
Foto: Prayogi/Republika
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Muti, menyatakan terdapat tiga spririt hijrah dalam konteks masa kini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti, menerangkan bahwa hijrah mengandung tiga pengertian. 

Pertama, secara bahasa berarti berpindah dari satu tempat berdomisili ke tempat domisili yang lain.   

Baca Juga

Prof Mu'ti melanjutkan, pengertian kedua, hijrah secara historis berarti berpindahnya Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah.

Ketiga, hijrah secara spiritual yaitu berhijrah atau meninggalkan semua perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. 

"Dalam memperingati tahun baru Hijriyah ada tiga spirit yang perlu ditransformasikan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan budaya," kata Prof Mu'ti kepada Republika.co.id, Kamis (20/8).

Dia menerangkan, pertama, secara pribadi umat Islam hendaknya melakukan hijrah spiritual untuk menjadi manusia yang lebih baik. Yakni berubah dari kebiasaan dan tabiat lama yang tidak baik menuju kebiasaan dan amalan yang utama. Hijrah dari maksiat menuju tobat, taat, dan takwa. Sebab tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik.

Spirit transformasi kedua, secara sosial umat Islam perlu memperkuat persaudaraan dan persatuan yang sejati dalam masyarakat yang pluralistis sebagaimana persahabatan muhajirin dan anshar. Rasulullah mempersaudarakan pendatang (muhajirin) dengan penduduk asli (anshar).

"Ketiga, secara politik hijrah memberikan pelajaran tentang masyarakat hukum. Semua warga Madinah terikat dengan Piagam Madinah sebagai Undang-undang yang berlaku bagi semua warga Madinah, Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara Madinah membangun masyarakat yang mematuhi hukum dan menegakkan hukum secara adil," ujarnya.

Prof Mu'ti mengatakan, makna spiritual, sosial, dan politik hijrah itulah yang sekarang ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan peribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Di tengah pandemi Covid-19, semangat persatuan dan persahabatan yang diwujudkan dalam sikap saling menghormati, tolong menolong, dan gotong royong.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement