Kamis 20 Aug 2020 18:13 WIB

Banjir Terparah di Bangladesh Tewaskan Ratusan Orang

40 persen wilayah Bangladesh terendam banjir

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Orang-orang duduk di atas becak di jalan banjir di Dhaka, Bangladesh, ilustrasi
Foto: EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Orang-orang duduk di atas becak di jalan banjir di Dhaka, Bangladesh, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Banjir di Bangladesh menewaskan 226 orang. Seluas 40 persen negara itu mengalami banjir setelah hujan lebat yang menyebabkan sungai meluap dan menggenangi desa.

"Dalam hal durasi, ini adalah banjir terburuk kedua dalam sejarah negara," kata Arifuzzaman Bhuyan, kepala Pusat Perkiraan dan Peringatan Banjir Bangladesh dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Seorang pejabat manajemen bencana Bangladesh mengatakan, lebih dari enam juta orang mengalami kerusakan rumah akibat banjir, dan puluhan ribu penduduk desa berada di tempat penampungan. Warga lainnya tidur di gubuk yang dibangun di atas jalan di tempat yang lebih tinggi, sebab mereka tidak dapat kembali ke rumah mereka yang terendam banjir.

Di desa Rupangar yang dilanda banjir di luar ibu kota Dhaka, salah satu warga Shahanara Begum mengatakan dia telah tinggal di jalan bersama keluarganya selama lebih dari sebulan. "Sepertinya nasib buruk tidak meninggalkan kita. Ke mana pun kita pergi, air banjir mengikuti kita," kata pria berusia 50 tahun itu, Rabu.

"Sangat tidak aman untuk hidup di jalan tetapi kami tidak punya pilihan, sebagian besar persediaan makanan dan pakaian kami sudah rusak," ujar salah satu warga Maya Saha, 70 tahun.

Di Nepal, 218 orang tewas dan 69 orang hilang akibat tanah longsor dan banjir sejak pertengahan Juni ketika musim hujan dimulai. Dalam insiden terbaru pada Rabu pagi, enam mayat ditemukan dan 11 orang hilang setelah banjir menyapu pemukiman terpencil di distrik barat.

Jumlah korban bencana monsun Nepal mencapai 200 selama setahun terakhir ini tetapi para ahli mengatakan tanah longsor tahun ini sangat mematikan karena dampak gempa bumi besar 2015 yang terus berlanjut dan lebih banyak pembangunan jalan di kaki bukit Himalaya negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement