Kamis 20 Aug 2020 00:31 WIB

WHO Khawatir Kelompok Dewasa Muda Sebarkan Covid-19

Proporsi kelompok muda yang terinfeksi Covid-19 di dunia meningkat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan kelompok dewasa muda dalam penyebaran Covid-19 di dunia. WHO mengatakan kelompok berusia muda yang tak sadar terinfeksi bisa membawa risiko membahayakan bagi kelompok-kelompok berisiko.

WHO mengungkapkan bahwa proporsi kelompok berusia muda yang terinfeksi Covid-19 di dunia mengalami peningkatan. Direktur Regional WHO Pasifik Barat Takeshi Kasai mengatakan orang-orang berusia 20-an, 30-an, 40-an, semakin mendorong penyebaran Covid-19. Alasannya, banyak dari mereka yang tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi.

Baca Juga

"Ini meningkatkan risiko penularan pada kelompok yang lebih rentan," ungkap Kasai, seperti dilansir NBC News.

Kasai juga menyoroti terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di negara-negara yang sebelumnya berhasil mengontrol penyebaran penyakit tersebut. Salah satunya adalah Vietnam yang selama tiga bulan terakhir tak mendapati adanya transmisi lokal.

Kasai mengatakan lonjakan itu bukanlah sekedar kemunculan kembali kasus Covid-19. Kasai menilai fenomena itu merupakan sinyal bahwa Asia Pasifik telah memasuki fase baru dari pandemi Covid-19.

Di sisi lain, berbagai peneliti dan perusahan di dunia sedang berlomba dalam menciptakan vaksin untuk virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. WHO mengingatkan agar para pembuat obat mengikuti setiap tahap penelitian dan pengembangan ketika menciptakan vaksin.

WHO juga meminta agar negara-negara menghindari "nasionalisme vaksin". Negara yang hanya mementingkan kepentingan sendiri untuk memiliki pasokan calon vaksin hanya akan membuat pandemi semakin buruk.

"Tak ada yang aman sampai semua orang aman," tegas Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara menunggu vaksin, WHO juga mengungkapkan disrupsi yang terjadi dalam kehidupan dan ekonomi akibat pandemi bisa ditekan dengan lebih baik. Caranya adalah dengan mengombinasikan deteksi dini dan respons terhadap pengelolaan infeksi.

Belum lama ini, mutasi virus SARS-CoV-2 juga sedang menjadi sorotan. Terkait hal tersebut, WHO masih melihat virus itu relatif stabil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement