Rabu 19 Aug 2020 02:08 WIB

Film Komedi India Diadaptasi Jadi Keluarga Slamet

Untuk kali pertama, Indonesia me-remake film India.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Poster film Keluarga Slamet, sinema yang diadaptasi dari film India berjudul Badhaai Ho.
Foto: Falcon Pictures
Poster film Keluarga Slamet, sinema yang diadaptasi dari film India berjudul Badhaai Ho.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Falcon Pictures membuat sebuah kejutan di dunia hiburan Tanah Air dengan menjadi perusahaan film Indonesia pertama yang akan me-remake film box office India Badhaai Ho. Bergenre komedi, film ini diperankan oleh Indro ‘Warkop’ sebagai pemeran utamanya.

Dalam versi India, film ini mengangkat cerita komedi yang segar tentang seorang anak laki-laki yang harus menerima keadaan, di mana ibunya yang sudah lansia sedang hamil. Film Hindi drama komedi inipun menuai banyak pujian dari para kritikus film.

Baca Juga

Para kritikus memuji film humor situasional Badhaai Ho sangat dan dinilai sempurna. Lalu, bagaimana versi Indonesia yang diberi judul Keluarga Slamet?

“Senang sekali, Falcon Pictures bisa menjadi yang pertama untuk me-remake salah satu film terbaik India ini. Sesuai dengan cerita film aslinya, Keluarga Slamet juga akan menghadirkan aktor dan aktris lintas generasi,” ungkap Produser Falcon Pictures, Frederica, dalam virtual press launching poster Keluarga Slamet, Selasa (18/8).

Sebagai sutradara film Keluarga Slamet, Rako Prijanto menyatakan, tantangan yang harus diselesaikan untuk menggarap film ini adalah mengadaptasi budaya yang ada dalam film aslinya ke dalam budaya di Indonesia. Dari sisi konten, skenario, cerita film yang memang sudah bagus.

“Kombinasi pemain yang terlibat juga sangat menarik, dengan dibantu production design dan promosi yang tepat sasaran, semoga film ini bisa menghasilkan yang terbaik,” kata Rako dalam kesempatan yang sama.

 

Sementara itu Indro menyatakan, Keluarga Slamet akan menjadi film yang menarik, karena remake pertama kali. Selain itu, menurut dia, menariknya film ini karena akan mengisahkan benturan yang terjadi antara orang tua, anak muda, orang berada dan orang sederhana, plus generasi tua vs generasi milenial, serta benturan budaya.

“Nanti ada benturan budaya Sunda dan Jawa. Lalu dengan millenial. Jadi ada benturan-benturan yang jadi kekuatan film ini, diselingi dengan komedi yang segar,” kata Indro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement