Selasa 18 Aug 2020 16:17 WIB

71 Sekolah di Jabar Siap Gelar Kegiatan Belajar Tatap Muka

Sebanyak 71 sekolah di Jabar sudah diverifikasi dengan melihat status zona hijau.

Sebanyak 71 sekolah di Jabar sudah diverifikasi dengan melihat status zona hijau (Foto: ilustrasi siswa sekolah tatap muka)
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sebanyak 71 sekolah di Jabar sudah diverifikasi dengan melihat status zona hijau (Foto: ilustrasi siswa sekolah tatap muka)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan ada 71 sekolah tingkat SMA dan SMK di Provinsi Jabar siap menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di tengah pandemi. Puluhan sekolah tersebut sudah diverifikasi.

"Jadi sekolah-sekolah tersebut, telah diverifikasi dengan melihat status zona hijau, lalu sarana prasarana sekolah, tenaga didik yang bebas COVID-19 dan lokasi peserta didik yang berada di zona blank spot internet," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, Selasa (18/8).

Baca Juga

Ke-71 sekolah yang dinyatakan siap menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka tersebut terdiri dari SMA sebanyak 38 sekolah, SMK 28, dan sisanya sekolah SLB. Rencananya, 71 sekolah tersebut mulai dibuka pekan ini.

"Dari 71 sekolah ini di pekan ini rencananya belum buka semua namun masih ada beberapa sekolah yang mereka kekurangn indikator, seperti rekomendasi dari gugus tugas setempat, ada ada beberapa yang bapak ibu gurunya belum dilakukan tes PCR," ujar dia.

 

Menurut Dedi, peserta didik yang masuk nanti akan dibatasi jumlahnya. Sementara, izin dari orang tua menjadi pertimbangan bagi dinas pendidikan untuk memperbolehkan peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

"Jadi untuk muridnya juga dibatasi, yang sehat menurut orang tua. Jadi siswa yang kurang sehat itu tidak ikut KBM tatap muka. Selain itu KBM juga dilaksanakan empat jam, dari jam tujuh sampai 11 siang," kata dia.

Dedi mengatakan, nantinya tidak ada istirahat dan jalur masuk siswa ke sekolah berbeda dengan jalur keluarnya. "Sifatnya masih 'blended learning,' jadi hanya untuk mata pelajaran yang siswa sulit saja kalau belajar daring seperti fisika, kimia, matematika," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan evaluasi setiap dua pekan terhadap 71 sekolah tersebut. Pasalnya, bisa saja ada kemungkinan zona kerawanan COVID-19 dari hijau kemudian bergerak ke warna oranye.

"Sehingga kita melihat kestabilan dari awal, evaluasinya dua pekan. Kestabilan dari zona kita evaluasi lagi, kalau terevaluasi seperti itu, kebijakan akan berubah lagi dan bahkan mungkin yang sekarang kondisi tatap muka dari 71 sekolah akan bertambah lagi ke depan," kata Dedi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement