Selasa 18 Aug 2020 14:12 WIB

Politbiro Korea Utara Gelar Pertemuan Penting Bahas Ekonomi

Selain terdampak sanksi internasional dan Covid-19, Korut tengah hadapi banjir

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Sebuah gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 09 Januari 2014 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (tengah), di samping istrinya Ri Sol-ju (kiri), berbicara dengan Dennis Rodman (kanan), pensiunan Pemain bola basket profesional Hall of Fame, saat menonton pertandingan persahabatan antara pemain Korea Utara dan mantan pemain NBA di Pyongyang Indoor Stadium di Pyongyang, Korea Utara, 08 Januari 2014.
Foto: YONHAP/KCNA
Sebuah gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 09 Januari 2014 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (tengah), di samping istrinya Ri Sol-ju (kiri), berbicara dengan Dennis Rodman (kanan), pensiunan Pemain bola basket profesional Hall of Fame, saat menonton pertandingan persahabatan antara pemain Korea Utara dan mantan pemain NBA di Pyongyang Indoor Stadium di Pyongyang, Korea Utara, 08 Januari 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Utara (Korut) akan mengadakan pertemuan penting politbiro pada Rabu (19/8) mendatang, untuk membahas masalah ekonomi dan militer. Pertemuan itu dilakukan di tengah sanksi internasional dan kerusakan infrastruktur akibat banjir.

Kantor berita KCNA melaporkan, para anggota politbiro dari Partai Buruh yang berkuasa akan menggelar rapat pleno ke-enam untuk membahas masalah yang dialami oleh Korut dalam beberapa hari terakhir. Pertemuan itu dilakukan ketika Korut berjuang untuk mengatasi kerusakan akibat banjir, dan mengantisipasi penyebaran pandemi virus corona.

Baca Juga

"Pertemuan itu adalah signifikansi penting dalam mengembangkan revolusi Korea dan meningkatkan efisiensi perjuangan partai," ujar laporan KCNA.

Tahun lalu, Pemimpin Korut Kim Jong-un berjanji membuat sebuah terobosan untuk membangun ekonomi yang mandiri dalam menghadapi sanksi internasional. Belum lama ini, Kim memerintahkan para pejabat untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi keluarga yang terdampak banjir. Media pemerintah KCNA melaporkan, Kim menyerukan perintah tersebut ketika melakukan kunjungan ke sebuah kabupaten di Provinsi Hwanghae Utara yang berbatasan dengan Korea Selatan (Korsel).

Hujan lebat yang turun selama hari-hari telah membanjiri lebih dari 730 rumah dan sawah di Taechong-ri, Unpha County, barat laut ibukota Pyongyang. Banjir juga menyebabkan 179 rumah hancur. KCNA tidak melaporkan secara spesifik tentang total kerusakan akibat banjir di Korut. Bencana banjir tersebut dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.

“Ini adalah prioritas penting untuk segera memasok peralatan tidur, komoditas sehari-hari, obat-obatan dan kebutuhan lainnya kepada orang-orang yang terkena dampak banjir untuk menstabilkan kehidupan mereka sedini mungkin,” kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA.

Kim juga memutuskan untuk segera memobilisasi tentara untuk melakukan rehabilitasi. Mereka diminta untuk memprioritaskan penataan rumah, jalan, dan zona yang rusak akibat banjir.  Musim hujan tahun ini adalah yang terpanjang sejak 2013. Hujan diprediksi akan terus turun di seluruh Semenanjung Korea, yang dapat menimbulkan banjir dan longsor.

Hujan deras tahun ini datang bertepatan dengan musim panen. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan pangan karena hujan melanda beberapa wilayah utama penghasil beras di Korut. Pada Kamis (6/8) Korsel menyumbangkan 10 juta dolar AS untuk membantu mendanai upaya Program Pangan Dunia (WFP) PBB untuk membantu anak-anak dan perempuan Korut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement