Selasa 18 Aug 2020 07:04 WIB

Top 5 News: Mualaf, Vaksin Covid & Lepas Jilbab atau Dipecat

IPB ditetapkan menjadi perguruan tinggi terbaik versi Kemendikbud 2020.

Mualaf Junio Charies Rieyan menemukan kedamaian dalam risalah Islam.
Foto: Dok Istimewa
Mualaf Junio Charies Rieyan menemukan kedamaian dalam risalah Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menemukan hidayah ketika sedang dalam keadaan paling terpuruk dalam hidup, menjadi cerita di balik mualafnya Junio Charies Rieyan. Cerita pria 27 tahun kelahiran Semarang ini mengucapkan dua kalimat syahadat pada pertengahan 2017 menjadi berita yang paling banyak dibaca di Republika.co.id pada Senin, 17 Agustus 2020.

Pemberitaan terkait vaksin Covid-19 juga menghiasi daftar lima berita teratas Republika.co.id. Berikut top 5 news Republika.co.id pada Senin (17/8):

1. Mualaf Junio Charies Rieyan, Air Mata Usai Sholat Pertama

Junio Charies Rieyan menemukan hidayah Allah di saat-saat paling terpuruk dalam hidupnya. Pria 27 tahun kelahiran Semarang ini mengucapkan dua kalimat syahadat pada pertengahan 2017 lalu.

Sebenarnya, Junio lahir di tengah keluarga Muslim. Keluarga besarnya mayoritas memeluk Islam. 

Akan tetapi, saat dirinya masih kecil kedua orang tuanya memilih untuk berpindah agama. Jadilah Junio kecil ikut-ikutan menjadi seorang pemeluk Nasrani.

Pada waktu itu, dia dan keempat saudaranya merasa mau tidak mau harus mengikuti keyakinan kedua orang tua mereka. Junio ketika itu bukanlah penganut agama yang taat. 

Baca berita selengkapnya di sini

2. Australia Siap Beli Vaksin Covid-19

CANBERRA -- Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt telah mengonfirmasi, Australia sedang dalam negosiasi lanjutan untuk memproduksi vaksin virus corona di Down Under. Hunt, yang dikarantina di Canberra, mengatakan, Australia telah menandatangani dua perjanjian kerahasiaan pra kontrak dengan produsen vaksin.

Komentarnya menyusul laporan bahwa Australia tinggal beberapa hari lagi dari penandatanganan kesepakatan dengan Universitas Oxford untuk memproduksi vaksin yang menjanjikan. Perkembangan itu terjadi ketika mantan kepala petugas medis Profesor Brendan Murphy pada Ahad (16/8) memimpin tim yang menyelidiki posisi negosiasi untuk kontrak internasional tersebut.

Setidaknya 160 uji klinis sedang berlangsung dan lebih banyak lagi yang akan dimulai dalam beberapa bulan mendatang ketika para peneliti mencoba dan menemukan pengobatan yang paling efektif melawan virus.

"Sehubungan dengan vaksin Rusia, itu bukan salah satu yang direkomendasikan oleh tim ahli medis kami pada tahap ini," kata Hunt dilansir di News.com.au, Ahad (16/8).

Baca berita selengkapnya di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement