Senin 17 Aug 2020 12:03 WIB

Bank Permata Catat Kenaikan Transaksi Digital 44,4 Persen

Kesadaran konsumen terhadap kemudahan layanan digital semakin meningkat.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Permata Tbk mencatat kenaikan transaksi digital pada semester I 2020.
Foto: Republika/Prayogi
PT Bank Permata Tbk mencatat kenaikan transaksi digital pada semester I 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk mencatat kenaikan transaksi digital pada semester I 2020. Transaksi menggunakan Application Programming Interface (API) banking meningkat sebesar 675 persen lebih tinggi dibandingkan dengan volume transaksi sepanjang 2019. 

Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, perusahaan memperkuat layanan perbankan dengan memposisikan PermataMobile X dan PermataNet sebagai jalur transaksi utama bagi nasabah dalam masa normal yang baru.

Baca Juga

“Kenaikan pendaftar baru PermataMobile X sebesar 62,4 persen dan kenaikan jumlah transaksi sebesar 44,4 persen pada akhir Juni 2020 dibanding dengan pencapaian akhir 2019,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (17/8).

Menurutnya saat ini kesadaran konsumen terhadap kemudahan layanan digital semakin meningkat. Perusahaan berupaya reliable bagi nasabah terutama dengan memperkuat implementasi digital pada produk konvensional maupun Unit Usaha Syariah, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat transaksi perbankan yang ada.

“Kami mengoptimalkan likuiditas dengan menghadirkan Funding Retention Program dan mendorong akuisisi dana dari market yang belum terjamah secara maksimal seperti para milenial, serta fokus untuk melindungi nasabah baik individual dan bisnis,” ucapnya. 

Dari sisi kinerja, perusahaan membukukan pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan sebesar 24,2 persen. Perusahaan menyebutkan kualitas aset tetap terkendali dengan posisi permodalan yang sangat kuat dan likuiditas terjaga dengan optimal. 

“Penyaluran kredit dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan difokuskan pada nasabah yang sehat,” ucapnya.

Bank Permata mencatatkan pendapatan operasional sebelum pencadangan senilai Rp 1,7 triliun atau tumbuh 24,2 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1 persen yoy. Hal ini sejalan dengan pencapaian rasio marjin bunga bersih atau net income margin (NIM) menjadi 4,5 persen atau meningkat dari 4,2 persen di periode yang sama tahun lalu.  

Kemudian Rasio cost to income ratio (CIR) sebesar 58,7 persen, terus membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement