Senin 17 Aug 2020 07:09 WIB

Desainer Hong Kong Kreasikan 170 Masker

Masker dikreasikan menjadi ragam bentuk dengan makna tersendiri.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Desainer bernama Edmond Kok mengkreasikan masker kain dengan benda-benda lain dengan arti masing-masing (Foto: ilustrasi masker kain)
Foto: Youtube
Desainer bernama Edmond Kok mengkreasikan masker kain dengan benda-benda lain dengan arti masing-masing (Foto: ilustrasi masker kain)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Masker merupakan perlengkapan wajib digunakan di Hong Kong ketika meninggalkan rumah. Desainer bernama Edmond Kok mengkreasikan masker kain dengan benda-benda lain dengan arti masing-masing.

Salah satu masker menggunakan wadah bungkus plastik untuk mengingatkan orang-orang tentang risiko lingkungan pengiriman makanan. Ada pula masker yang terinspirasi dari kuil Thailand melambangkan orang-orang yang melewatkan tujuan liburan favorit mereka karena pembatasan perjalanan.

Baca Juga

Seorang aktor dan perancang kostum Hong Kong ini biasanya terlibat dalam pertunjukan teater sebelum pandemi terjadi. Namun, setelah pembatasan kegiatan, dia memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan kreatif dalam membuat masker.

Sepanjang pandemi terjadi, Edmond telah membuat lebih dari 170 masker yang terinspirasi oleh pandemi dan masalah politik Hong Kong. Penggunaan masker ini tidak dipakai sebagai pencegah penyakit, tetapi sebagai karya seni.

Karya Edmond juga mengatasi ketakutan di Hong Kong bahwa Cina akan merampas kebebasan yang lebih besar melalui Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru. Penerapan peraturan baru itu oleh Cina membuat orang-orang telah ditangkap karena menampilkan atau meneriakkan slogan-slogan yang dianggap mendukung kemerdekaan kota dari daratan Cina.

Salah satu karya Edmond yang mengkritik adalah masker dengan sebuah tangan bersarung menutupi salah satu masker. Karya ini menggambarkan perjuangan untuk mengekspresikan suara seseorang dengan bebas. Sedangkan karya lain menampilkan kamera keamanan di depan masker untuk mewakili ketakutan akan pengawasan, dan penggunaan bola mata sebagai aksesoris masker atas ketakutan diawasi atau disensor.

"Saya sangat ingin mendokumentasikan berbagai hal yang terjadi dalam hidup kami," kata Edmond, dilansir AP, Senin (17/8).

Setelah pandemi berakhir, Edmond berharap seluruh warga akan meninjau kembali pengalaman melalui karya maskernya. Dia telah memposting foto masker-masker itu di Instagram dan platform media sosial lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement