Ahad 16 Aug 2020 17:10 WIB

Balittri Kementerian Pertanian Kembangkan Inovasi Unggulan

Lembaga ini membuat bioetanol sebagai bahan baku hand sanitizer

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Lembaga Balittri menggulirkan sejumlah inovasi dalam menghadapi masa pandemi salah satunya dengan membuat bioetanol sebagai bahan baku hand sanitizer.
Foto: istimewa
Lembaga Balittri menggulirkan sejumlah inovasi dalam menghadapi masa pandemi salah satunya dengan membuat bioetanol sebagai bahan baku hand sanitizer.

REPUBLIKA.CO.ID SUKABUMI--Sejumlah upaya dan inovasi dilakukan untuk menghadapi masa pandemi Covid-19. Misalnya dilakukan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.

Lembaga tersebut menggulirkan sejumlah inovasi dalam menghadapi masa pandemi salah satunya dengan membuat bioetanol sebagai bahan baku hand sanitizer. " Di masa pandemi ini kami tidak diam dan terus berinovasi salah satunya membuat bioetanol sebagai bahan hand sanitizer," ujar Kepala Seksi Pelayanan Teknik dan Jasa Penelitian, Balittri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Badan Litbang Pertanian, Kementan Nur Kholilatul Izzah kepada Republika, Ahad (16/8).

Seperti diketahui Balittri Kementan berada di Jalan Raya Pakuwon Km 2 Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Di lokasi ini dikembangkan berbagai penelitian dan bimbingan teknis.

Nur Kholilatul mengatakan, salah satu inovasi penelitian yang dikembangkan pada masa pandemi yakni bioetanol untuk hand sanitizer dari bahan singkong, molase atau tetes tebu, dan batang sorgum. Di mana yang paling banyak diproduksi bersumber dari tetes tebu.

Pembuatan bioetanol ini kata Nur Kholilatul merupakan jawaban atas sulitnya mendapatkan hand sanitizer pada April 2020 lalu. Produksi bioetanol untuk hand sanitizer ini sudah dibagikan kepada para pegawai Balittri, warga di sekitar Balittri yakni Desa Sundawenang Kecamatan Parungkuda, dan berbagai instansi lainnya.

Selain membagikan hand sanitizer berbahan bioetanol kata Nur Kholillatul, Balittri juga menggiatkan pembagian sembako kepada warga. Pada masa pandemi ini juga dilakukan inovasi produk pengolahan kakao.

"Dalam artian meningkatkan antioksidan pada produk kakao yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia," ujar Nur Kholilatul. Namun hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

Lebih lanjut Nur Kholilatul menuturkan, Balittri juga tetap melakukan bimbingan teknis selama pandemi secara online atau daring. Di mana sudah dua kali bimtek untuk komoditas kopi dan kakao selama tiga hari.

Peserta bimtek daring ini cukup banyak sekitar 300 orang dari seluruh Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Mereka berasal dari kalangan akademis dosen, petani, dinas atau isntansi di daerah serta kalangan swasta.

Pada bimtek daring ungkap Nur Kholilatul disampaikam materi dari hulu ke hilir. Mulai dari pengenalan varietas, cara perbanyakan, budidaya, pengendalian hama penyakit, prosfek agribisnis, dan teknologi pasca panen.

Peneliti Pascapanen Balittri, Eko Heri menambahkan, produk hand sanitizer dari Balittri ini dikembangkan dengan bahan molase tebu, singkong, dan batang sorgum. Selain itu hand sanitizer juga ditambah ekstra wangi seperri kopi dan lain sebagainya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement