Ahad 16 Aug 2020 02:06 WIB

95 Persen Zona Merah, Jayapura Belum Belajar Tatap Muka

KBM di Kota Jayapura masih belum tatap muka akibat masih tingginya kasus Covid-19

Yonas Kedeikoto (15) (kiri) dan Jekson Pigome (12) mengikuti proses belajar mengajar secara daring di Kota Jayapura, Papua, Senin (10/8/2020). Dua pelajar kelas IX dan VIII SMP Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Kristus Raja Jayapura tersebut mengaku mulai hari ini wajib mengenakan seragam sekolah saat mengikuti pelajaran daring.
Foto: ANTARA /Indrayadi TH
Yonas Kedeikoto (15) (kiri) dan Jekson Pigome (12) mengikuti proses belajar mengajar secara daring di Kota Jayapura, Papua, Senin (10/8/2020). Dua pelajar kelas IX dan VIII SMP Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Kristus Raja Jayapura tersebut mengaku mulai hari ini wajib mengenakan seragam sekolah saat mengikuti pelajaran daring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Kota Jayapura belum melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka karena hingga kini 95 persen wilayahnya masuk zona merah Covid-19.

"Memang KBM di Kota Jayapura masih belum tatap muka akibat masih tingginya kasus Covid-19," kata Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano, Sabtu (15/8)

Ia mengungkapkan, KBM tanpa tatap muka langsung itu sudah mulai dilaksanakan sejak merebaknya pandemi Covid-19 di Kota Jayapura yakni bulan Maret lalu.

"Sekolah-sekolah menerapkan sistem daring dan pemberian tugas ke para pelajar khususnya tingkat SD yang nantinya diberikan langsung ke guru oleh orang tua masing-masing setiap akhir pekan," katanya.

Hal itu dilakukan karena tidak semua orang tua melengkapi anaknya dengan telepon pintar sehingga tugas dapat diberikan saat orang tua membawa hasil pembelajaran anaknya selama seminggu yang disertai tugas lainnya, jelas Wali Kota.

Ia berharap guru dan orang tua aktif dalam membantu anak-anak belajar di rumah sehingga nantinya pelajaran tidak tertinggal. Ia menilai peran orang tua sangat penting dalam ikut mengawasi anak belajar di rumah.

Sementara itu Rima, salah satu guru SMK mengaku sistem yang diterapkan di sekolahnya adalah memberikan tugas yang dikumpul seminggu sekali. Namun bila murid kesulitan dalam mengerjakannya baru dipandu melalui aplikasi zoom. Tidak semua pelajar memiliki kouta untuk internet sehingga pihaknya hanya melakukan tatap muka melalui life streaming bila mereka kesulitan mengerjakan tugas.

Selain itu karena sekolah kejuruan maka untuk praktek tertentu, pelajar diminta hadir ke sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19 dan mewajibkan menggunakan masker dan itu dilakukan bergantian.

"Sekolah kami bila ada jam praktek maka dilakukan tidak bersamaan melainkan satu kelas dibagi dua sehingga protokol kesehatan tetap diterapkan," jelas Rima yang mengajar di salah satu SMK di kawasan Dok V Jayapura.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement