Jumat 14 Aug 2020 18:42 WIB

Operasi-Operasi Pembunuhan Pendiri Hamas Syekh Ahmad Yassin

Zionis Israel melancarkan operasi rahasia untuk membunuh Syekh Ahmad Yassin.

Zionis Israel melancarkan operasi rahasia untuk membunuh Syekh Ahmad Yassin. Syekh Ahmad Yassin
Foto: islamtimes.org
Zionis Israel melancarkan operasi rahasia untuk membunuh Syekh Ahmad Yassin. Syekh Ahmad Yassin

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Ahmad Yassin adalah pendiri Hamas sekaligus pemimpin spiritual organisasi paramiliter Islam Palestina.

Di bawah kepimimpinan sosok yang dikenal sebagai politikus andal ini, Hamas memperoleh popularitas di masyarakat Palestina melalui beragam kerja nyatanya. Tak hanya di bidang perjuangan melawan Zionis Israel, tetapi juga amal-amal sosial seperti pendidikan, rumah sakit, perpustakaan, dan layanan lainnya.

Baca Juga

Kiprah tokoh kelahiran al-Jura, sebuah desa kecil dekat Kota Ashkelon, Palestina, 1 Januari 1929 ini, berawal dari keterlibatannya dalam pasukan Ikhwanul Muslimin cabang Palestina. Pada 1984 ia dipenjara karena melakukan aksi penimbunan senjata secara diam-diam. Satu tahun kemudian, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari Perjanjian Jibril.

Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dihukum penjara seumur hidup. Namun, pada 1997, ia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan dengan Yordania menyusul adanya upaya pembunuhan terhadap Khaled Mashal, oleh Mossad Israel di Yordania. Yassin dibebaskan Israel untuk pertukaran dua agen Mossad yang ditangkap oleh pihak berwenang Yordania. Dalam kondisi ini Yassin harus menahan diri untuk melanjutkan aksi bom bunuh diri terhadap Israel sebagai syarat kebebasan.

Setelah kebebasannya, Yassin kembali memimpin Hamas. Ia kembali menyusun strategi serangan ke Israel. Termasuk menggunakan bom bunuh diri. Sehingga Yassin melanggar perjanjian untuk pembebasannya. Ia juga berusaha mempertahankan hubungan dengan otoritas Palestina. Ia percaya jika terjadi bentrokan antara dua kelompok maka akan berbahaya bagi kepentingan rakyat Palestina.

Otoritas sering kali menempatkan Yassin sebagai tahanan rumah. Dan pendukung Yassin terus melakukan aksi demonstrasi terhadap tindakan otoritas. Pada 6 September 2003, Angkatan Udara Israel (IAF) F-16 menembakkan rudal ke beberapa bangunan di Kota Gaza. Pada saat penembakan terjadi, Yassin sedang berada di gedung, tetapi ia selamat. Para pejabat Israel kemudian menegaskan bahwa Yassin adalah target utama serangan. Ia mengalami luka-luka dan berobat di Rumah Sakit Shifa Kota Gaza.

Dalam wawancaranya dengan media, Yassin mengatakan bahwa kebijakan pembunuhan tidak akan menyelesaikan kepemimpinan Hamas. Hamas ingin menjadi martir dan tidak takut mati.

Jihad dan perlawanan akan terus dilakukan hingga memperoleh kemenangan atau martir Namun, tokoh kharismatik ini meninggal dunia Senin, 22 Maret 2004. Helikopter tempur Israel menembakkan rudal saat dia sedang melaksanakan sholat Subuh.

Banyak pihak yang mengutuk serangan yang ikut merenggut nyawa kedua pengawalnya dan sembilan pengamat. Aksi pembunuhan ini  berpengaruh negatif terhadap proses perdamaian. Proses pemakaman Ahmad Yassin dihadiri 200 ribu warga Palestina.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement