Jumat 14 Aug 2020 11:37 WIB

Puan: Indonesia Banyak Kelemahan Hadapi Pandemi

Pelayanan kesehatan menjadi kelemahan pertama yang disebut Puan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua DPR Puan Maharani (kanan) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) pidato pengantar dalam rangka Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Rapat Paripurna, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua DPR Puan Maharani (kanan) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) pidato pengantar dalam rangka Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Rapat Paripurna, Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani mengakui, pandemi Covid-19 menunjukkan Indonesia masih memiliki banyak kelemahan di banyak sektor. Melihat hal ini, DPR menuntut lima hal yang harus segera diperbaiki pemerintah.

Pertama, perlu ditingkatkannya pelayanan kesehatan yang lebih merata bagi seluruh rakyat Indonesia di seluruh wilayah. Kedua, pemerintah perlu memperkuat sistem penanggulangan bencana yang terpadu dan terkoordinasi.

Baca Juga

"Selanjutnya, kita masih perlu menyempurnakan sistem jaminan sosial dan perlindungan sosial," ujar Puan di Ruang Sidang Tahunan, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).

Keempat, pemerintah perlu perlu memperkuat regulasi untuk mencegah krisis ekonomi. Terakhir, dibutuhkannya regulasi yang dapat menyelaraskan otoritas kebijakan fiskal dan otoritas kebijakan moneter dalam menghadapi krisis ekonomi.

"Kita dapat melihat berbagai kekurangan yang masih perlu terus diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya untuk mewujudkan Indonesia Maju," ujar Puan.

Pemerintah perlu hadir bagi masyarakat, untuk menyelamatkan krisis yang tengah terjadi akibat pandemi Covid-19. Upaya luar biasa ditunggu, agar Indonesia selamat dari krisis ini. "Asas keselamatan rakyat merupakan asas tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Hal ini semakin penting ketika kita dihadapkan dengan Pandemi Covid-19," ujar Puan.

Pemerintah diharapkan dapat melaksanakan berbagai langkah yang efektif. Baik melalui kebijakan, koordinasi lintas sektor atu melalui instrumen fiskal maupun moneter. Serta mengkonsolidasikan seluruh potensi dan sumberdaya yang ada. Untuk dapat segera memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi di Indonesia.

"Tatanan, kebiasaan, dan perilaku baru untuk beradaptasi dengan Covid-19 serta pulihnya  perekonomian nasional menjadi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Puan.

Sementara, dalam pidatonya di Sidang Tahunan DPR/MPR, Presiden Jokowi menegaskan, Presiden Joko Widodo menegaskan perlunya percepatan reformasi fundamental di sektor kesehatan untuk merespon pandemi Covid-19.

                               

"Dengan peristiwa pandemi ini, maka reformasi fundamental di sektor kesehatan harus kita percepat," kata Presiden Joko Widodo di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat.

                               

Kepala Negara menambahkan bahwa orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat harus diutamakan. Di sisi lain penguatan kapasitas SDM, pengembangan rumah sakit dan balai kesehatan, serta industri obat dan alat kesehatan harus diprioritaskan.

                               

Selain itu ketahanan dan kapasitas pelayanan kesehatan harus kita tingkatkan secara besar-besaran. "Demikian pula halnya dengan ketahanan pangan, dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi, ke seluruh wilayah negeri," katanya.

                               

Ia juga menekankan pentingnya efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah bagi petani, penguatan koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan. "Food estate sedang dibangun untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu, tetapi juga bergerak di hilir produk pangan industri," katanya.

                               

Ia menambahkan bahwa upaya itu bukan lagi menggunakan cara-cara manual, tetapi menggunakan teknologi modern dan pemanfaatan kecanggihan digital. Bukan hanya untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement