Jumat 14 Aug 2020 10:22 WIB

Thailand Cabut Batasan Penumpang Transportasi Umum

Batasan penumpang di Thailand dicabut namun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Rizky Surya/ Red: Christiyaningsih
Penumpang MRT mengantre masuk kereta saat jam sibuk di salah satu stasiun MRT di Bangkok, Thailand. Batasan penumpang di Thailand dicabut namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Ilustrasi.
Foto: Flickr
Penumpang MRT mengantre masuk kereta saat jam sibuk di salah satu stasiun MRT di Bangkok, Thailand. Batasan penumpang di Thailand dicabut namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pusat Komando Covid-19 Thailand (CCSA) memutuskan transportasi publik mulai dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal pada Kamis (13/8). Kebijakan ini diambil setelah CCSA menurunkan pembatasan dan larangan di masa pandemi covid-19.

Dilansir Thai news agency (TNA) pada Kamis (13/8), kebijakan CCSA pada transportasi umum mendapat respons positif dari operator bus. Salah satunya Manote Saichuto selaku Pelaksana Tugas Presiden Transport Co yang menyediakan bus antar provinsi. Saichuto menyebut kelonggaran transportasi umum membuatnya bisa mengimbangi biaya operasional.

Baca Juga

Saichuto mengatakan dari kalkulasinya, tiap perjalanan busnya wajib penuh minimal 70 persen jika ingin untung. Ia mengakui terjadi penurunan drastis penumpang selama pandemi Covid-19 dari 80 ribu orang menjadi 40-50 ribu orang saja per hari.

"Orang-orang mengubah gaya hidupnya dengan menggunakan mobil pribadi atau mengurangi rutinitas perjalanan akibat lemahnya kondisi ekonomi," kata Saichuto.

Kini, pengusaha bus dapat sedikit relaksasi atas kelonggaran dari pemerintah. Saichuto akan menambah frekuensi bus di rute utama dan memulai lagi layanan di rute yang sempat ditunda.

Kepala perkeretaapian negara Thailand (SRT) Nirut Maneephan menilai pencabutan batasan penumpang akan memudahkan pengguna kereta. Seperti halnya di Indonesia, kereta komuter jadi sarana masyarakat di pinggiran Bangkok untuk ke pusat kota.

"SRT akan bisa menjual tiket lebih banyak karena penunpang berdiri bertambah banyak," ujar Maneephan.

Nantinya protokol kesehatan tetap wajib diberlakukan di transportasi umum. Di antaranya cek suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement