Jumat 14 Aug 2020 04:41 WIB

Studi: Label Nutrisi Mendorong Orang Memilih Makanan Sehat

Studi menyebut label nutrisi mengubah perilaku masyarakat dalam memilih makanan sehat

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Label dalam makanan. Studi menyebut label nutrisi mengubah perilaku masyarakat dalam memilih makanan sehat
Foto: Thedailymeal.com
Label dalam makanan. Studi menyebut label nutrisi mengubah perilaku masyarakat dalam memilih makanan sehat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali orang tidak memerhatikan label nutrisi pada kemasan saat membeli makanan. Namun di saat krisis Covid-19 saat ini, tampaknya orang kian sadar pentingnya asupan yang dikonsumsi untuk kesehatan.

Dilansir laman Medical.net, Kamis (13/8), sebuah studi menunjukkan label nutrisi pada kemasan makanan saat ini sangat memengaruhi pertimbangan orang yang hendak membeli makanan. Hasil studi menunjukkan bahwa pelabelan nutrisi pada produk makanan dapat berperan penting untuk mulai mengubah perilaku masyarakat menuju pilihan makanan yang lebih sehat.

Pelabelan memiliki efek dalam memberikan informasi yang lebih baik kepada konsumen tentang nilai gizi produk. Otomatis fakta ini bisa mendorong para produsen untuk menghasilkan produk makanan yang lebih berkualitas.

Memang, tren ini tidak semata-mata bisa menghapuskan kasus-kasus obesitas. Akan tetapi setidaknya menjadi pertanda bahwa pelabelan nutrisi dapat menjadi kontribusi penting. 

Dr Eleonora Fichera, Peneliti Utama dari Departemen Ekonomi di Universitas Bath mengatakan informasi gizi yang diperhatikan konsumen , seperti antara lain, kandungan garam, gula, dan kalori. "Label nutrisi memainkan peran penting dalam mendorong orang menuju pilihan makanan yang lebih baik," kata Fichera.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Health Economics itu adalah yang pertama mengevaluasi dampak pelabelan nutrisi Front-of-Pack pada produk bermerek toko pengecer, setelag yang pertama kali dulakukan pada 2006.

Hasil dari studi baru menunjukkan bahwa rata-rata, rumah tangga meningkatkan kualitas pola makan dengan mengurangi total kalori bulanan dari makanan bermerek toko berlabel 588 Kkal, lemak jenuh 14g, gula 7g, dan natrium 0,8 mg. Pelabelan hibrida terbukti paling efektif dalam mengubah pilihan.

Hasil studi menemukan adanya penurunan terhadap pemesanan makanan siap saji, seperti pizza, burger. Perbaikan kebiasaan berbelanja makanan ini paling mencolok terjadi di rumah tangga lebih miskin.

Pada 2006 lalu, Badan Standar Makanan Inggris (FSA) merekomendasikan pengecer untuk memperkenalkan label Front-of-Pack (FOP) pada produk merek toko mereka. Rekomendasi tersebut diambil oleh beberapa pengecer Inggris (Waitrose, Co-Op, Marks & Spencer, dan Asda) yang masing-masing mengimplementasikannya antara Maret 2006 dan September 2007. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement