Kamis 13 Aug 2020 22:35 WIB

Disdik Tulungagung Tetap akan Terapkan Belajar Luring

Meski ada temuan Covid-19 pada salah satu siswa, luring tetap akan diberlakukan.

Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG, JATIM -- Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memastikan pembelajaran siswa dengan metode luring (luar jaringan) tetap akan diberlakukan meski ada temuan kasus konfirmasi Covid-19 pada salah satu siswa setempat.

"(Pembelajaran, red.) Luring tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Haryo Dewanto di Tulungagung, Kamis (13/8).

Menurut dia, pilihan tersebut tetap diambil karena metode pembelajaran secara daring tidak bisa optimal dijalankan di Tulungagung.

Selain faktor sinyal internet yang di beberapa titik wilayah tidak lancar atau bahkan masuk area "blank spot", tidak semua siswa dan wali murid memiliki sarana ponsel pintar berikut paket data yang menyedot belanja besar.

"Kalau tidak (luring, red.) cara pembelajarannya bagaimana jika di area-area sulit sinyal," katanya.

Di Tulungagung, lanjut Haryo, sekitar 40 persen lembaga pendidikan baik sekolah dasar dan sekolah menengah pertama melakukan pembelajaran luring. Penyebabnya sama, yakni sulitnya jangkauan sinyal dari provider telekomunikasi seluler.

Lokasi pembelajaran luring itu berlangsung terutama di daerah pegunungan atau di sisi selatan Kabupaten Tulungagung.

Dinas Pendidikan juga mengandalkan kreativitas lembaga sekolah kaitannya dengan metode pembelajaran di daerah yang sulit sinyal, ataupun untuk pelajaran tertentu yang tidak cukup melalui pembelajaran daring.

Metode pembelajaran luring sempat berjalan baik. Siswa dibuat berkelompok lalu guru mendatangi kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas 5-10 siswa di salah satu rumah wali murid untuk diberikan pembelajaran secara bergilir dengan kelompok siswa lain.

Namun kemudian kendala muncul. Seorang siswa peserta pembelajaran luring di wilayah Kecamatan pagerwojo terkonfirmasi positif corona.

Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka menceritakan, siswa kelas IV asal Kecamatan Pagerwojo tersebut diduga tertular dari orang tuanya.

Mulanya orang tua ERZ tersebut menjalani tes cepat COVID-19 di Ponorogo untuk keperluan bekerja di luar negeri dengan hasil reaktif. Namun, saat dilakukan tes usap PCR hasilnya negatif.

Dinas Kesehatan lalu melakukan penelusuran ke anggota keluarga dengan hasil anaknya terkonfirmasi corona. Penelusuran pun dilanjutkan pada warga yang kontak erat dengan pasien sembilan tahun tersebut.

Dinas Kesehatan kemudian melakukan tes usap terhadap lima teman dan dua guru yang melakukan kontak saat proses pendidikan luring itu berlangsung, dan hasilnya semua negatif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement