Kamis 13 Aug 2020 19:32 WIB

Perjuangan Keluarga ABK TB WGSR 3 yang Diduga Hilang di Perairan Bima

Keluarga anak buah kapal TB WGSR 3 datangi kantor KSOP Gresik.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Air mata Fitriana (31) tak terbendung saat menggendong putrinya Annasya Saila yang masih berumur 1 tahun masuk ke kantor PT Wahana Gemilang Samudera Raya (WGSR) di Jalan Mayjend Sungkono 16 Prambangan, Gresik, Kamis (13/8/2020).

Perempuan asal Tanjungsari, Surabaya itu menenteng foto suaminya Robby Dwi Premadi, salah satu Anak Buah Kapal (ABK) TB Immanuel WGSR 3 milik PT WGSR yang diduga hilang di perairan Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 31 Juli 2020.

Ana-sapaan akrab Fitriana saat itu didampingi kakaknya Amalia Fajrin beserta keluarganya yang lain. Mereka ingin menanyakan kabar Robby beserta 9 ABK lainnya yang hingga kini tidak diketahui nasibnya.

Namun sayang, saat tiba di perusahaan pelayaran tersebut, Ana gagal menemui sang pimpinan. Di kantor tempat suaminya bekerja itu, Ana hanya ditemui seorang satpam bernama Jayadi.

Dirasa tidak mendapatkan sesuatu yang diharapakan, Ana beserta keluarga kemudian menuju ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik. Ana diterima oleh Capt Masri T Randa Bunga, Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Kelas II Gresik.

Baca juga:  Berangkat dari Gresik, Kapal TB WGSR 3 Diduga Hilang di Perairan Bima

Di hadapan Capt Masri, Ana mencurahkan semua kegelisahan hatinya sejak dirinya kehilangan kontak dengan suaminya yang berlayar dari Pelabuhan Gresik pada 21 Juli 2020 lalu dengan Tujuan Pelabuhan Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keluarga ABK, korban Kapal TB Immanuel WGSR 3 yang diduga hilang

"Sebagai istri tentu saya sangat khawatir dan gelisah atas nasib suami saya. Terakhir saya kontak suami pada hari Kamis 30 Juli sekitar jam 23.00 Wib. Setelah itu saya tidak bisa lagi menghubunginya, handphonenya tidak aktif hingga sekarang," ungkap Ana.

Ana mengaku sangat kecewa karena sikap managemen PT WGSR yang dinilai kurang kooperatif dalam menyikapi permasalahan tersebut. Bahkan managemen PT WGSR terkesan lepas dari tanggungjawab atas kejadian yang menimpa 10 ABK kapal TB Immanuel WGSR 3.

"Managemen PT WGSR tidak memberikan kabar mengenai hilangnya Kapal TB Immanuel WGSR 3 beserta 10 ABK. Kami justru mengetahui kabar tersebut dari media sosial dan grup WhatsApp," ucap Ana.

Sementara Amalia Fajrin, kakak Ana juga mengeluhkan minimnya respon PT WGSR dalam usaha mencari keberadaan Kapal TB Immanuel WGSR 3 yang hilang bersama 10 ABK.

"Managemen baru membuat surat permohonan bantuan pencarian kepada Basarnas pada tanggal 11 Agustus 2020. Pembuatan surat itu pun dibuat atas desakan dari kami selaku keluarga korban," ujar Amalia.

Menanggapi keluhan keluarga ABK, Capt Masri menyebut bahwa surat permohonan pencarian yang diajukan oleh PT WGSR tersebut telah direspon oleh Basarnas Makassar. Namun pencarian yang dilakukan Basarnar belum menemukan tanda-tanda bekas kapal kebakaran ataupun tenggelam.

"Kalau memang kapal tersebut kebakaran maupun tenggelam tentu ada jejak dan bekasnya. Kalau terbakar pasti ada asap atau setidaknya bangkai kapal masih ada. Dan jika tenggelam minimal ada jejak yang ditinggalkan, misal sisa minyak, oli atau barang-barang yang mengapung. Tapi kami belum mendapatkan laporan dari Basarnas soal itu," terang Capt Masri.

Meski demikian dirinya akan terus berkomunikasi dengan Basarnas Makassar untuk kembali melakukan pencarian Kapal TB Immanuel WGSR 3. Selain itu Capt Masri juga berusaha menekan PT WGSR agar lebih aktif dalam pencarian serta bertanggungjawab penuh kepada keluarga ABK yang hilang.

"Saya sudah perintahkan perwakilan perusahaan pergi menuju Makassar. Dan saya juga akan bantu melakukan negosiasi agar PT WGSR memenuhi kewajibannya membayar gaji ABK kepada keluarganya," tegas Capt Masri.

Kapal TB Immanuel WGSR 3 dengan 10 ABK yang dinahkodai Rustam Efendi itu menarik kapal tongkang AP GIO dengan 2 ABK bermuatan bahan bangunan. Kapal itu berangkat dari Pelabuhan Gresik pada 21 Juli 2020 dengan Tujuan Pelabuhan Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun pada Kamis, 6 Agustus 2020 sekitar pukul 18.00 Wita, Polairud Polres Pangkep, Sulawesi Selatan, mendapatkan laporan bahwa nelayan dari Pulau Kembang Lemari, telah menemukan kapal tongkang AP GIO bersama 2 orang ABK bernama Hamzah dan Lukman.

Saat ditemukan, kapal tongkang AP GIO terdampar di 3 mil barat daya Pulau Sarege, Sapukka, Kecamatan Liukang Tangaya, Pangkep.

Dari pengakuan Hamzah, Kapal TB Immanuel WGSR 3 yang menarik tongkang mengalami kebakaran di perairan Bima pada 31 Juli 2020 jam 03.00 Wita. Akibat kebakaran tersebut tali yang menghubungkan Kapal TB Immanuel WGSR 3 terputus.

Selanjutnya kapal tongkang AP GIO terapung tanpa arah hingga akhirnya ditemukan oleh nelayan Pulau Kembang Lemari.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement