Kamis 13 Aug 2020 16:41 WIB

Timpangnya Kemampuan Tes PCR Antara Jakarta dan Daerah Lain

Dari jumlah total tes PCR Covid-19 secara nasional, separuhnya berasal dari Jakarta.

Tenaga medis mengambil sampel saat tes swab massal di Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (23/6). Ada ketimpangan kemampuan tes PCR antara DKI Jakarta dan daerah lain. (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tenaga medis mengambil sampel saat tes swab massal di Dinas Kesehatan Bantul, Yogyakarta, Selasa (23/6). Ada ketimpangan kemampuan tes PCR antara DKI Jakarta dan daerah lain. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Sapto Andika Candra, Amri Amrullah

Baca Juga

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyingung belum masifnya pelaksanaan tes usap (swab test) seluruh provinsi di Indonesia. Ia mengatakan, dari jumlah total tes swab nasional sekitar 1.012.104, separuhnya berasal dari tes di DKI Jakarta.

Padahal, kata Ma'ruf, jumlah penduduk DKI Jakarta hanya 5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Menurut data pada saat ini, DKI yang penduduk hanya 5 persen menyerap hampir 50 persen pelaksanaan swab test, artinya provinsi lain tidak melaksanakan tes masif secara serius," ujar Ma'ruf saat memimpin Rapat Intern Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (13/8).

Karena itu, ia mendorong penanganan Covid-19, mulai tes masif, tracing, protokol kesehatan terus ditingkatkan. Apalagi, tingkat penularan Covid-19 saat ini masih tinggi.

Ia juga menekankan peningkatan pelayanan kesehatan untuk penanganan Covid-19. Sebab, penanganan Covid-19 yang tidak optimal ini bisa  berdampak pada sektor lain.

"Masih tingginya penularan Covid-19 ini juga bisa menimbulkan ketakutan pada masyarakat terutama kelas menengah ke atas," ujar Ma'ruf.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga mengingatkan peran koordinator Komite penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi melakukan langkah lebih efektif dan menghilangkan hambatan dalam penanganan Covid-19.

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui jumlah tes di Indonesia berdasarkan spesimen sekitar 1,7 juta tes. Jumlah ini di bawah beberapa negara, seperti Italia dan Cile tetapi masih di atas Bangladesh, Meksiko, bahkan Jepang

 

"Jumlah tes per 1 juta penduduk itu kita sekitar 6.522," ujarnya.

Namun, jika berdasarkan spesimen, jumlah tes terbanyak berasal dari DKI Jakarta yaitu 181.239, diikuti Jawa Timur 111.841, dan Jawa Barat 88.994.

"Kalau kita lihat jumlah PCR per 1 juta penduduk itu DKI memang jauh lebih tinggi dibandingkan daerah-daerah lain, yang lain jauh di bawah. Jadi jumlah PCR per satu juta, Jakarta ini jauh mengungguli dan sudah setara dengan apa yang didorong oleh WHO," katanya.

Provinsi DKI Jakarta memang mencatatkan kemampuan tes PCR yang sangat tinggi jika dibanding dengan daerah lain di Indonesia. Berdasarkan data yang diunggah oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Ahad (9/8) lalu, test rate atau jumlah tes PCR per 1 juta penduduk di DKI Jakarta mencapai 43.123 tes. Angka ini jauh di atas test rate secara nasional yang hanya 3.588 tes per 1 juta penduduk. 

Tak hanya itu, jumlah orang yang dites PCR dalam sepekan lalu di DKI Jakarta mencapai 45.620 orang. Jumlah ini bahkan jauh di atas target yang dipasang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Jakarta setiap pekannya, sebanyak 10.645 orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional, Wiku Adisasmito memuji kemampuan tes PCR yang dimiliki DKI Jakarta ini. DKI Jakarta, diakuinya, memang memiliki kemampuan yang tinggi dari segi infrastruktur laboratorium, jumlah SDM, dan kemampuan dalam tes untuk menemukan kasus-kasus baru setiap harinya.

"Sehingga mereka (DKI Jakarta) bisa menemukan kasus lebih banyak dan tes lebih banyak. Dan memenuhi standar dari WHO. Hal ini juga sedang dilakukan berbagai daerah di Indonesia dan harapannya bisa meniru apa yang terbaik yang sudah dilakukan di Jakarta," jelas Wiku dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (11/8).

Kondisi timpangnya jumlah tes PCR di DKI Jakarta dengan provinsi lain juga diakui oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dalam paparannya di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, Emil meminta dukungan kepada pemerintah pusat agar rasio pengetesan di daerah bisa dikejar.

Meski berada di peringkat kedua, jumlah tes PCR di Jawa Barat jauh tertinggal di bawah Jakarta. Sementara, peringkat ketiga diduduki oleh Jawa Timur yang justru memiliki jumlah akumulatif positif Covid-19 terbanyak nasional.

"Jawa Barat 175.260 (jumlah tes PCR), agak jomplang dengan DKI Jakarta (hampir 500.000 tes). Kami mohon dukungan untuk mengejar rasio pengetesan," jelas Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil. 

Pemprov DKI Jakarta hingga kemarin terus memasifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru Covid-19. Dari tes masif PCR ini, ditemukan kasus harian Covid-19 di Jakarta pada Rabu (12/8) bertambah 578 kasus dan positivity rate naik 8,3 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 4.936 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.117 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 578 positif dan 3.539 negatif.

"Dari 578 kasus positif tersebut, 201 kasus adalah akumulasi data tanggal 10 dan 11 yang baru dilaporkan. Untuk rate test PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 44.936. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 46.360," terangnya, Rabu (12/8).

photo
Rekor Kasus Covid-19 di DKI Jakarta - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement