Kamis 13 Aug 2020 15:35 WIB

Luhut Ingin Turis Asing Work From Bali

Pemerintah tengah merumuskan aturan untuk mendorong pariwisata dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (kanan). (ilustrasi)
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (kanan). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tengah merumuskan aturan untuk mendorong pariwisata dalam negeri, salah satunya yakni memfasilitasi warga asing atau bule untuk bisa bekerja dari Bali sambil berlibur.

"Itu orang-orang bule, yang ahli teknologi, IT, itu mereka work from Bali. Itu lagi kita pikirkan dan kita dorong, tinggal aturannya sekarang lagi kita buat," katanya dalam Rakerkonas Apindo virtual, Kamis (13/8).

Baca Juga

Luhut menuturkan, pemerintah akan fokus untuk mendorong kunjungan wisatawan domestik dalam upaya pemulihan pariwisata nasional. Pemerintah menargetkan untuk mendorong kontribusi wisatawan domestik hingga 70 persen dari yang saat ini sebesar 50 persen.

"Nah masalah turis asing, saya pikir sampai akhir tahun kita belum akan menerima. Biar saja kita konsolidasi sendiri. Saya sudah lapor ke Presiden bahwa kita ini duitnya cukup banyak karena tidak ada umroh sekarang. Itu kan hampir 500 ribu-1 juta orang yang punya dana pergi umroh," katanya.

 

Luhut juga mengatakan pemerintah ingin bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit internasional agar orang-orang yang biasa berobat ke Malaysia dan Singapura tidak perlu lagi ke luar negeri untuk mendapat pengobatan.

"Itu kita ingin belanjakan di dalam negeri, Rumah sakit pun kita ingin engage (terikat) dengan rumah sakit internasional seperti Mayo, Johns Hopkins atau rumah sakit terkenal lainnya, dan kita bikin di Bali," katanya.

Sejalan dengan rencana itu, Luhut mengatakan pembukaan rumah sakit internasional itu juga akan jadi jalan reformasi industri farmasi di Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah juga tengah mempertimbangkan memberikan kemudahan akses masuk bagi orang-orang yang bisa masuk ke Indonesia, termasuk dokter internasional.

"Presiden kemarin sudah setuju, kita akan buka rumah sakit internasional. Jadi dokter-dokter kelas 1 bisa praktik dan transfer teknologi sehingga kita tidak menghabiskan pengobatan ke luar negeri. Kita sudah memprioritaskan KITAS untuk orang-orang spesifik, juga boleh ada multiple visa buat orang-orang spesifik itu untuk berkegiatan di dalam negeri," katanya.

Luhut pun menegaskan semua rencana tersebut dilakukan dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional. Hanya saja, pengukuran tetap dilakukan ke negara-negara tetangga.

photo
Program pemulihan ekonomi nasional - (Tim Infografis Republika.co.id)

"Semua saya pikir dalam konteks kepentingan nasional. Kita benchmarking saja ke negara-negara sekitar," pungkasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement