Kamis 13 Aug 2020 08:19 WIB

Wall street Rebound Terdorong Saham Teknologi

Sektor teknologi menguat 1,78 persen, menjadi sektor berkinerja terbaik.

Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (12/8), rebound dari penurunan sehari sebelumnya. Kenaikan Wall Street didorong kebangkitan saham-saham teknologi utama yang menutup sebagian kerugian mereka sesi sebelumnya.
Foto: NYSE Photo by Colin Ziemer via AP
Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (12/8), rebound dari penurunan sehari sebelumnya. Kenaikan Wall Street didorong kebangkitan saham-saham teknologi utama yang menutup sebagian kerugian mereka sesi sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (12/8), rebound dari penurunan sehari sebelumnya. Kenaikan Wall Street didorong kebangkitan saham-saham teknologi utama yang menutup sebagian kerugian mereka sesi sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 289,93 poin atau 1,05 persen menjadi ditutup di 27.976,84 poin. Indeks S&P 500 bertambah 46,66 poin atau 1,40 persen, menjadi berakhir 3.380,35. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 229,42 poin atau 2,13 persen, menjadi 11.012,24 poin.

Baca Juga

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor teknologi terangkat 1,78 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik. Kelas berat Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Apple Inc termasuk di antara pendorong teratas untuk S&P 500 selama sesi tersebut.

Saham Apple dan Microsoft masing-masing melonjak 3,32 persen dan 2,86 persen. Saham raksasa teknologi AS lainnya seperti Facebook, Amazon, Netflix, dan induk perusahaan Google, Alphabet juga ditutup lebih tinggi.

Nasdaq dan Dow juga naik tajam. Nasdaq adalah yang pertama dari tiga indeks utama yang bangkit kembali ke level tertinggi sepanjang masa pada Juni. Dow tetap di bawah puncaknya pada Februari.

Dengan musim laporan laba kuartal kedua yang lebih baik dari yang ditakutikan sebagian besar telah berakhir, investor bersiap menghadapi risiko pemilihan presiden AS yang diperebutkan secara ketat di musim gugur. Mereka juga menunggu berita tentang pembicaraan stimulus.

"Kegagalan dalam pembicaraan bipartisan mengenai RUU bantuan federal berikutnya untuk membantu puluhan juta orang Amerika yang menderita pandemi virus corona memasuki hari kelima, dengan tidak ada pihak yang siap untuk melanjutkan negosiasi," kata David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management seperti dikutip oleh Reuters.

Di sisi data, indeks harga konsumen AS naik 0,6 persen pada Juli, menyamai kenaikan pada Juni, dengan bensin menyumbang seperempat kenaikan, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Rabu (12/8).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement