Rabu 12 Aug 2020 22:01 WIB

Gaza, Kota Perdamaian di Masa Lalu (2-Habis)

Campuran berbagai budaya itu otomatis memengaruhi keragaman artefak Gaza.

Gaza, Kota Perdamaian di Masa Lalu (2-Habis). Foto: Petugas keamanan Hamas berjaga-jaga di pintu gerbang perbatasan ke perlintasan Rafah sisi Mesir, di Rafah, Jalur Gaza, Selasa (11/8/2020).
Foto: AP / Adel Hana
Gaza, Kota Perdamaian di Masa Lalu (2-Habis). Foto: Petugas keamanan Hamas berjaga-jaga di pintu gerbang perbatasan ke perlintasan Rafah sisi Mesir, di Rafah, Jalur Gaza, Selasa (11/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Letak geografis Gaza yang strategis pada masa awal dan pertengahan abad Masehi menggiurkan negara-negara yang berinvasi. Gaza terletak di antara rute penghubung Benua Asia-Afrika. Hubungan perdagangan dengan Mesir pun telah terjalin sejak 3.500 SM. Orang Palestina biasa berdagang tembaga, aspal, minyak zaitun, dan anggur. Pemerintahan Mesir pun mengambil alih Gaza pada milenium kedua.

Pemerintahan Gaza beralih di tangan Kerajaan Assyria pada 734 SM. Mereka menjadikan Gaza sebagai batas wilayah selatan. Ekspansi wilayah bangsa Persia berhasil mengalihkan Gaza pada BCE 539 SM.

Baca Juga

Bangsa penganut Helenistik pun tergiur pula menguasai Gaza. Mereka mengembangkan pangkalan maritimnya sejauh empat kilometer dari Gaza. Bangsa Yunani kemudian menggunakan armada laut Anthedon sekitar tahun 520 SM. Raja Alexander Agung yang berhasil menguasai sebagian dunia pada 332 SM meminta Alexan der Janneus untuk mempertahankan wila yah kekuasaannya, termasuk Gaza dari serangan rivalnya, Pompey. Bahkan, Gaza menjadi salah satu pelabuhan utama Kerajaan Roma.

Produk-produk alam Gaza pun makin tersebar di Inggris dan Eropa Barat sekitar abad kelima Masehi. Interaksi ini menghasilkan misionaris Kristiani, seperti Barsanuphius, John of Gaza, dan Mark the Deacon.

Kedatangan Muslim dirintis pada 637 SM, nyatanya tak mengubah aura multikultural Kota Gaza. Bahkan, cendekiawan Muslim juga lahir di kota tersebut, Muhammad al-Shafi’i. Dia membentuk sekolah hukum bagi Muslim pada abad kedelapan. Serangan Tentara Salib pada abad ke-11 mengakibatkan Gaza tak lagi menjadi tempat transit Muslim yang pergi berhaji ke Makkah.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement