Rabu 12 Aug 2020 20:58 WIB

Pertamina dan PLN Diminta Segera Shifting ke Energi Bersih

Sebagian besar pembangkit PLN menggunakan batu bara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin menilai dua perusahaan energi yang besar di Indonesia, Pertamina dan PLN bisa segera melakukan shifting bisnis dari energi fosil ke energi terbarukan. Jika tidak, dua perusahaan ini akan dilindas zaman.

Budi menjelaskan khususnya di Pertamina, saat ini tak sedikit perusahaan minyak yang bahkan sudah menjual sumur sumur minyaknya dan menjajaki bisnis energi terbarukan. Ia menilai Pertamina juga harus melakukan hal ini agar tak gulung tikar.

Baca Juga

"BP sudah bilang dan mulai menjual sumur-sumur minyak. Saya bilang ke Pertamina apa yang terjadi kalau misalnya mobil combustion engine, mobil yang berasal dari transisi energi zaman pertama berubah jadi mobil listrik. 65 persen income Pertamina berasal dari bahan bakar bensin akan sangat buruk," ujar Budi dalam sebuah diskusi, Rabu (12/8).

Kondisi itu juga akan terjadi di PLN. Budi bilang, sebagian besar pembangkit PLN menggunakan batu bara. Menurutnya, nantinya batu bara akan menjadi bahan baku yang sulit dan mahal.

 

"Saya juga bilang PLN karena sebagian besar pembangkit PLN berasal dari batu bara, yang akan nanti menjadi mahal, lebih sulit, lebih dimusuhi, lebih menjadi syarat negatif bagi industri-industri yang ingin membeli energi dari PLN," ujarnya.

Menurut Budi, kondisi ini jangan dianggap remeh. Dia mengatakan sejumlah langkah perlu dilakukan.

"Kita perlu mengubah sistem, kita perlu mengubah strategi pembangkitnya dari pembangkit sifatnya karbon base menjadi renewable base. Kita harus memikirkan bahwa pembangkit yang renewable tidak tersedia 24 jam kali 7 day. Kita harus memikirkan temporary storage," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement