Rabu 12 Aug 2020 22:37 WIB

Pusluhtan Ungkap Manfaat Perubahan BPP Jadi KostraTani

Pusluhtan gelar sosialisasi input data BPP Kostratani Sumbar

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi (kanan) bersama Kapusluh Leli Nuryati (kiri) dan Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, I Wayan Ediana (tengah belakang)
Foto: Kementan
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi (kanan) bersama Kapusluh Leli Nuryati (kiri) dan Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, I Wayan Ediana (tengah belakang)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, I Wayan Ediana menyatakan penyuluh adalah sumber data paling akurat di sektor pertanian. Penyuluh mengetahui realita lapangan dari dusun, desa hingga kecamatan.

Indonesia sangat luas maka perlu teknologi informasi (IT) untuk menembus ruang dan waktu. Kemajuan IT pula yang mampu menghapus sekat pusat dan daerah.

"Kekuatan sekaligus tantangan tersebut hanya dapat diatasi melalui penguatan BPP dengan IT agar terhubung ke AWR (Agriculture War Room) di Jakarta, kantor pusat Kementan," kata dia di Padang, Kamis (12/8) pada kegiatan sosialisasi Input Data yang diikuti para Admin dari sejumlah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Provinsi Sumatra Barat.

Dia mengutip arahan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi tentang program utama Kementerian Pertanian RI adalah transformasi Balai Penyuluhan Pertanian menjadi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) sebagai upaya pemberdayaan BPP agar selaras dengan kemajuan era industrialisasi 4.0 seperti diinstruksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.

“Kontribusi terhadap peningkatan produktifitas ada tiga. Pertama, sarana, prasarana seperti irigasi kombinasi dengan inovasi teknologi. Peningkatannya sekitar 25 persen," kata I Wayan Ediana mengutip Dedi Nursyamsi saat peluncuran Gerakan KostraTani di Sukabumi, Jabar pada Selasa (11/8).

Peningkatan produktifitas bisa ditempuh dengan regulasi melalui peraturan presiden hingga menteri, gubernur dan bupati dengan kontribusi sekitar 25 persen. Hanya saja ternyata, pengungkit terbesar adalah SDM pertanian, hingga 50 persen.

Sosialisasi digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, khususnya Pusat Pelatihan Pertanian (Pusluhtan) menyasar lima provinsi. Kepala Pusluhtan  Leli Nuryati menginstruksikan pekan ini fokus pada tiga provinsi. Tim untuk sosialisasi di Sumatra Barat dipimpin I Wayan Ediana, sementara di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti dan Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan, Septalina Pradini konsentrasi di Lampung.

I Wayan Ediana menambahkan bahwa Mentan Syahrul memutuskan fokus membangun kekuatan SDM sejalan kebijakan Presiden Joko Widodo, output-nya berdampak meningkatkan produksi pangan. Caranya, tingkatkan kemampuan petani dan penyuluh melalui KostraTani.

"Negara harus hadir di tengah petani melalui pelayanan yang optimal. Kita perkuat tugas, fungsi dan peran BPP di tingkat kecamatan," kata Mentan dikutip I Wayan Ediana.

Menurutnya, data merupakan persoalan mendasar untuk mengatur langkah, program dan kebijakan pertanian, maka diperlukan sinergi mulai dari kepala desa/lurah hingga camat, bupati dan gubernur untuk mendapatkan data pertanian yang akurat.

"Sajikan data akurat mungkin. Data berperan penting bagi pembangunan pertanian. Kalau ada kekurangan kita harus mencari solusi untuk menutupi kekurangan tersebut. Kalau berhasil, kita tingkatkan lagi. Tujuannya hanya satu, kesejahteraan petani. Bila petani sejahtera, keamanan pangan akan terjaga," kata I Wayan Ediana.

Ke depan melalui AWR, penyuluh BPP KostraTani diminta melaporkan kegiatan lapangan secara online ke website http://laporanutama.pertanian.go.id. tentang Laporan  pertanaman padi, jagung dan kedelai disingkat Pajale. 

"Kegiatan input data seminggu sekali. Tiap Jumat pagi, sebagai akumulasi kegiatan dalam satu pekan. Jangan jumlahkan menjadi data per pekan, karena secara sistem akan menjumlah sendiri," kata I Wayan Ediana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement