Rabu 12 Aug 2020 18:56 WIB

Israel Tutup Akses Gaza, Hamas Ingatkan Dampak Negatifnya

Hamas ingatkan dampak negatif dari penutupan akses Gaza.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Hamas ingatkan dampak negatif dari penutupan akses Gaza. Sayap militer Hamas
Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Hamas ingatkan dampak negatif dari penutupan akses Gaza. Sayap militer Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Juru bicara Hamas Barhoum menyatakan tidak tidak akan menyetujui kebijakan lanjutan soal pengepungan di Gaza yang dilancarkan militer Israel. Dia memperingatkan Israel tentang konsekuensi penutupan akses perlintasan Kerem Shalom yang menjadi batas antara Israel dan Gaza. 

"Orang-orang kami dan penduduk kami di Gaza memiliki hak untuk mengungkapkan kemarahan mereka dan membuat suara mereka didengar lagi ke dunia yang melihat dan tidak mengambil tindakan karena penderitaan hidup dan kondisi kemanusiaan kami terus berlanjut," kata Barhoum dilansir di Arutz Sheva, Rabu (12/8).

Baca Juga

Barhoum melanjutkan, aktivitas kerakyatan dan penggunaan alat serta sarana perlawanan untuk mengekspresikan kemarahan dan tekanan terhadap pendudukan Israel adalah untuk mengakhiri pengepungan.

Menurut dia, langkah rakyat Palestina di Gaza ini tentu merupakan hal yang wajar. "Dan konsekuensi wajar dari kebijakan pendudukan (Israel) yang agresif. Organisasi perlawanan Palestina tidak akan pernah setuju untuk memaksakan situasi ini pada penduduk kami," kata dia.

Dia juga menegaskan, penduduk Palestina di Gaza tidak akan meninggalkan tugas dan peran nasionalnya, termasuk juga moral dan etika. Barhoum menambahkan, bahwa rakyat Palestina memiliki tugas untuk melindungi dan menjaga itu semua.

Militer Israel mulai Selasa (11/8) pagi menutup akses penyeberangan komersial Kerem Shalom yang menjadi perbatasan Gaza. Hal ini dilakukan setelah militer Israel menerima serangan berupa balon peledak dari Gaza selama beberapa hari terakhir.

Penutupan akan berlangsung sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah tersebut (COGAT), menyampaikan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan keamanan terhadap warga Israel.

"Dan mengingat serangan teror berulang yang dilakukan dari Jalur Gaza terhadap warga Israel merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Israel," demikian pernyataan COGAT, dilansir di Times of Israel, Selasa (11/8). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement