Rabu 12 Aug 2020 17:52 WIB

Platform Daring Dorong Ekonomi Jabar hingga Rp 10,1 Triliun

Lebih dari 150.000 pelaku UMKM Indonesia yang bergabung dengan Grab saat pandemi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Grab bagikan 1000 paket makanan dan minuman bagi tenaga medis dan kepolisian di Bandung dan sekitarnya, Selasa (31/3).
Foto: Dok Grab
Grab bagikan 1000 paket makanan dan minuman bagi tenaga medis dan kepolisian di Bandung dan sekitarnya, Selasa (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pengembangan ekonomi oleh pekerja lepas dan UMKM menggunakan platform online Grab di Jawa Barat tercatat memberi kontribusi hingga Rp 10,1 triliun pada 2019. Pencapaian itu didasarkan pada hasil studi Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics.

Menurut Head of West Indonesia Grab Indonesia Richard Aditya, saat ini lebih dari 150.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang bergabung dengan Grab selama pandemi. Selain itu, Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5 persen dari total tenaga kerja Indonesia).

Tetapi juga, bisa meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil. Platform ini juga menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab, serta meningkatkan kualitas hidup mitra sebesar 11 persen."Kami terus berupaya agar pelaku usaha dalam skala mikro sekalipun dapat bertahan dalam situasi apa pun," ujar Richard, Rabu (12/8).

Richard mengatakan, solusi yang ia hadirkan tentunya dirancang untuk membantu UMKM lebih mudah beradaptasi dalam ekonomi digital dan perkembangan zaman dengan persaingan yang semakin ketat.

Menurutnya, 12 persen mitra merchant Grab Food di Kota Bandung terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya Grab Food. Semantara 15 persen mitra merchant menggunakan Grab Food saat pertama kali memulai bisnisnya. Mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka, di mana 31 persen mitra menambah hingga 3 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.

Dari sisi pendapatan, kata Richard, merchant Grab Food Bandung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 37 persen menjadi Rp54,9 juta per bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan agen Grab Kios Bandung, meningkat 11 persen menjadi Rp14,9 juta per bulan sejak bergabung. Sementara mitra pengemudi Grab Car dan Grab Bike di Kota Bandung, kata dia, dengan peningkatan pendapatan hingga 64 persen menjadi Rp6,4 juta per bulan dan 138 persen menjadi Rp5,3 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab. 

Salah seorang penjahit rumahan di Bandung, Idah Sri Astuti (42) mengaku, ia pun bergabung dengan Grab Kios pada 2018 dengan sedikit modal yang didapatkan dari penghasilan bulanan suaminya. Sedangkan aktivitas rutin harian lainnya adalah menjadi guru TK. "Pernah dalam satu bulan, saya mendapatkan rekor penjualan sangat besar, dan pendapatan saya dari Grab Kios meningkat hingga 200 persen apabila dibandingkan dengan penghasilan dari menjahit," katanya. 

Saat masuk masa pandemi, kata dia, order menjahit tidak ada sama sekali. Ia, hanya bergantung dari mengajar dan berjualan lewat Grab Kios."Alhamdulillah, penghasilan saya cukup untuk kebutuhan sehari-hari," katanya. N Arie Lukihardianti

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement