Rabu 12 Aug 2020 12:59 WIB

Presiden Palestina Harap Menerima Vaksin Corona dari Rusia

Abbas berharap Palestina jadi negara pertama yang menerima vaksin.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas berharap bisa menerima vaksin Covid-19 yang dibuat Rusia. Dia mengirim pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putih dan menyampaikan harapannya agar Palestina menjadi negara pertama yang menggunakan vaksin tersebut.

"Kami berharap, Anda, rakyat Anda dan negara sahabat Anda lebih sukses, sambil menantikan instruksi berharga dari Anda agar rakyat kami mendapat manfaat dari vaksin itu," kata dia dilansir di kantor berita Palestina WAFA, Rabu (12/8).

Baca Juga

"Sehingga Negara Palestina akan menjadi salah satu negara pertama yang menerima perhatian Anda dalam hal ini," kata Abbas menambahkan dalam sebuah pesan kepada Presiden Putin.

Kepercayaan Abbas terhadap Rusia bukan tanpa alasan. Dia menuturkan, Rusia telah memberikan perhatian kepada Palestina dengan mengirimkan bantuan dan peralatan medis untuk menangani pandemi virus Covid-19. "Terutama sejak Anda telah memberi kami bantuan dan peralatan medis untuk menangani pandemi kritis ini," katanya.

Awalnya dalam pesan itu Abbas memberi selamat kepada rekannya dari Rusia, Vladimir Putin, atas produksi dan persetujuan peraturan untuk vaksin pertama di dunia dalam melawan pandemi Covid-19 setelah lulus semua tes secara efektif.

"Kami mengucapkan selamat kepada Anda, Presiden, dan melalui Anda kami sangat menghargai upaya para ilmuwan, laboratorium, dan pemerintah Rusia untuk menjadi pemimpin dalam penemuan ilmiah yang unik ini," kata Presiden dalam pesan ucapan selamat kepada Putin.

Abbas berharap Putin terus sehat dan merasa bahagia, serta negara dan rakyatnya sejahtera dan maju. Putin telah mengonfirmasi bahwa Rusia telah mengembangkan vaksin anti-corona pertama, yang telah diberikan persetujuan peraturan setelah mengujinya pada manusia, termasuk putrinya. Produksi massal diharapkan dalam beberapa bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement