Rabu 12 Aug 2020 12:57 WIB

Kisah Perjumpaan Orang Norse Skandinavia dengan Muslim

Ketika Orang Norse Skandinavia Tercengang Melihat Baghdad.

Orang Eropa dan asing lainnya berkunjung ke Baghdad harus melintasi tembok kota yang kota. Bagi orang asing kota Baghdad saat itu dipandang sebagai kota yang sempurna di luar imajinasi mereka.
Foto: Google.com
Orang Eropa dan asing lainnya berkunjung ke Baghdad harus melintasi tembok kota yang kota. Bagi orang asing kota Baghdad saat itu dipandang sebagai kota yang sempurna di luar imajinasi mereka.

REPUBLIKA.CO.ID,  Pada masa sekarang, Ibnu Fadlan memang kurang dikenal. Bahkan di film-film Holywood, misalnya dalam film The Thirteenth Warrior dicitrakan sebagai sosok kejam atau tidak beradab. Dalam film itu, Ibnu Fadlan diperankan aktor ternama, Antonio Banderas.

Padahal, mengacu pada tulisan Judith Gabriel, seorang jurnalis Norwegia-Amerika yang menulis tentang Timur Tengah serta Skandinavia, adalah orang agung. Dia adalah orang Faqih (paham sangat mendalam ajaran Islam). Tulisan Judith merupakan editor Al Jadid yang terbit berkala di Los Angeles dan mingguan New York Norway Times seperti ini. Dan karena panjangnya tulisan maka akan dibagi dalam beberapa seri.

Tulisan yang aslinya berjudul: "Among the Norse Tribes, The Remarkable Account of Ibn Fadlan", begini selengkapnya:

-------------

 

 

 

 

Lebih dari satu milenium yang lalu, ketika armada penyerang Viking menebar ketakutan ke hati penduduk pantai dan sungai di seluruh Eropa barat, orang-orang Norsemen lain ceritanya, mereka saat itu tak terlalu terpengaruh karena perhatian mereka cenderung pada kedatangan kaum lebih pedagang dari ke timur.

Mereka datang ke tanah Norse dengan keberanian dan stamina yang tidak kalah luar biasa dengan mengenakan pakain dari  bulu yang mewah dan bintil kuning yang memikat. Mereka datang setelah mereka melewati stepa luas yang sekarang disebut Ukraina, Belarusia, dan Rusia dan melintasi Asia Tengah. Di sana mereka bertemu dengan pedagang Muslim yang membayar barang dari suku Norse dengan koin perak, yang tidak dicetak sendiri oleh Viking, dan itu yang mereka dambakan.

Rute kedatangan mereka beragam. Dan pada abad kesembilan dan ke-10, jaringan perdagangan reguler mereka telah serta terus tumbuh. Beberapa orang Norsemen ikut serta melakukan perjalanan bersamanya melalui darat dan sungai, sementara yang lain berlayar di Laut Hitam dan Laut Kaspia, bergabung dengan karavan dan menunggang unta sampai ke Baghdad, yang saat itu berada di bawah pemerintahan Abbasiyah dan dihuni oleh hampir satu juta jiwa.

Di sana, para pedagang Norse dari Skandinavia ini menemukan sebuah imperium di luar impian terliar mereka. Mereka kemudian bandingkan tanah airnya dengan negara yang baru mereka jumpai itu yang baginya sangat sempurna.

Bagi orang Arab di Baghdad, kehadiran orang Norsemen mungkin tidak terlalu mengejutkan, karena orang Arab sudah lama terbiasa bertemu orang-orang dari budaya dan peradaban yang berbeda. Mereka juga pengamat yang tajam dan terpelajar. Sejarawan Abbasiyah dan utusan khalifah menulis laporan saksi mata dari orang-orang Skandinavia yang berkeliling kota, meninggalkan warisan sejarah yang memberi pencerahan baru baik pada sejarah Viking dan pada bab yang sedikit diketahui dari sejarah Islam awal.

Sejak serangan Viking pertama di Inggris pada akhir abad kedelapan, zaman 300 tahun yang dikenal sebagai Zaman Viking menemukan orang Skandinavia bertualang lebih jauh daripada orang Eropa lainnya. Mereka menjajah hampir seluruh Atlantik Utara, bahkan mendirikan permukiman yang berumur pendek di Amerika Utara sekitar pergantian milenium.

Sebagian besar Viking dari Norwegia dan Denmark yang melakukan pelayaran barat ini, tetapi gelombang yang disebut "Viking Timur", terutama Swedia, menuju tenggara untuk mendirikan pusat perdagangan di Kiev dan Novgorod, di mana elite di antara mereka menjadi pangeran dan penguasa. Di tanah inilah mereka diamati oleh beberapa sejarawan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement