Selasa 11 Aug 2020 19:03 WIB

Realisasi Investasi DKI Jakarta Triwulan II Capai Rp 30,1 T

Sektor usaha yang paling diminati adalah Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran

Rep: amri amrullah/ Red: Hiru Muhammad
Suasana gedung-gedung perkantoran tampak dari ketinggian Gedung Perpusnas di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada level negatif untuk pertama kalinya sejak triwulan I-1999, setelah perekonomian pada triwulan II-2020 tumbuh negatif 5,32 persen.
Foto: ANTARA /Aditya Pradana Putra
Suasana gedung-gedung perkantoran tampak dari ketinggian Gedung Perpusnas di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada level negatif untuk pertama kalinya sejak triwulan I-1999, setelah perekonomian pada triwulan II-2020 tumbuh negatif 5,32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengumumkan Realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta triwulan II tahun 2020 atau periode April sampai Juni sebesar Rp 30,1 triliun. Sumbangan realisasi terbesar investasi di Jakarta triwulan II 2020 berasal dari sektor perumahan, industri dan perkantoran.

Rinciannya, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) DKI Jakarta sebesar 0,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 12,2 triliun dengan kurs APBN 2020, 1 dolar AS = Rp 14.400. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DKI Jakarta sebesar Rp 17,9 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra merinci sektor usaha yang mencatatkan nilai realisasi investasi tinggi dan menarik minat investor dalam menanamkan modalnya di Jakarta.

Menurutnya, bagi investor PMA sektor usaha yang paling diminati adalah Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran dengan nilai realisasi investasi sebesar 308 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 36 persen dari total Realisasi Investasi PMA DKI Jakarta pada Triwulan II tahun 2020.

"Sementara sektor usaha Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi menjadi sektor yang paling diminati oleh investor PMDN, sebesar dari Rp 6,6 triliun pada Triwulan II tahun 2020," ujar Benni, Selasa (11/8).

Benni menjelaskan, data realisasi investasi PMA dan PMDN berdasarkan wilayah Kota Administrasi, paling tinggi berada di Jakarta Selatan dengan total realisasi investasi sebesar Rp 13,5 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp 8,3 triliun dan PMDN sebesar Rp 5,2 triliun.

Kemudian, Jakarta Pusat dengan realisasi investasi sebesar Rp 8,8 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp 1,7 triliun dan PMDN Rp 7,1 triliun. Jakarta Utara dengan realisasi investasi sebesar Rp 3,4 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp 936 miliar dan PMDN sebesar Rp 2,5 triliun.

"Jakarta Barat dengan realisasi investasi Rp 2,3 triliun terdiri dari PMA Rp 430 miliar dan PMDN 1,9 triliun; dan Jakarta Timur dengan realisasi investasi sebesar Rp 2 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp 799 miliar dan PMDN Rp 1,2 triliun," urai Benni.

Benni menambahkan, pihaknya terus melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun strategi dan solusi penguatan iklim investasi di Jakarta.

"Kami juga aktif melakukan promosi dalam berbagai forum investasi yang diselenggarakan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam upaya pencegahan Covid-19," kata Benni.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz mengapresiasi Pemprov DKI atas keberhasilan meraih realisasi investasi tertinggi secara nasional pada Triwulan II Tahun 2020 dengan nilai sebesar Rp 30,1 triliun. "Saya apresiasi usaha Pemprov DKI yang di masa pandemi seperti ini masih dapat meraih predikat tertinggi secara Nasional," ujar Aziz, Selasa (11/8).

Aziz berharap, perolehan predikat ini tidak membuat Pemprov DKI Jakarta lengah dalam melakukan penguatan iklim investasi di Ibu Kota. Terlebih, perekonomian global belakangan ini mengalami penurunan akibat terdampak pandemi Covid-19.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement