Selasa 11 Aug 2020 18:56 WIB

Pandemi Bawa Cuan Dunia Farmasi, Ini Sosok Pendiri Kalbe Farma

Pandemi Bawa Cuan Dunia Farmasi, Ini Sosok Pendiri Kalbe Farma

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pandemi Bawa Cuan Dunia Farmasi, Ini Sosok Pendiri Kalbe Farma. (FOTO: Twitter/Andafcorp)
Pandemi Bawa Cuan Dunia Farmasi, Ini Sosok Pendiri Kalbe Farma. (FOTO: Twitter/Andafcorp)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sebagai peringkat ke-8 sebagai orang terkaya di Indonesia, Boenjamin Setiawan adalah pendiri dari perusahaan yang bergerak di bidang obat-obatan yaitu Kalbe Farma. Masyarakat Indonesia pasti tak asing lagi dengan produk-produk perusahaan ini seperti PROMAG, KOMIX, FATIGON, MIXAGRIP dan lain sebagainya.

Selama masa pandemi Covid-19, sebagaimana diketahui bisnis farmasi tengah untung besar lantaran saham meningkat akan harapan vaksin dan obat untuk penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.

Berdasarkan data dari Forbes, kekayaan Boenjamin mencapai USD4,35 miliar (Rp64 triliun) per tahun 2019. Ia termasuk sebagai 10 orang terkaya di Indonesia dengan urutan ke-8.

Baca Juga: Miliarder Wanita Asal China Makin Kaya Berkat Perusahaan Farmasi

Sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Boenjamin Setiawan merupakan seorang dokter dari Universitas Indonesia. Usai menyelesaikan kuliah di kampus ternama itu, pria yang akrab disap Dr. Boen ini melanjutkan kuliah jurusan Farmasi di University of California.

Setelah menempuh pendidikan Farmasi, Dr. Boen megabdikan dirinya menjadi seorang dosen di Universitas Indonesia. Di usianya yang masih muda, Dr. Boen mencoba peluang menjadi pengusaha farmasi.

Dengan kemantapan hati serta peluang di dunia farmasi yang masih sangat minim di Indonesia kala itu, Dr. Boen mendirikan perusahaan obat nasional. 

Bisnis pertama Boenjamin didirakan pada tahun 1963 di bawah perusahaan bernama PT Farmindo. PT Farmindo menjadi perusahaan rinitisan Boenjamin bersama salah satu kawannya yang merupakan dokter biologi.

Baca Juga: Indonesia-India Jajaki Kerja Sama Pengembangan Farmasi

Namun, perusahaan yang memproduksi plasenta ekstrak ini tak memiliki umur panjang. PT Farmindo gulung tikar setelah 3 tahun karena tak ada modal serta lemahnya kemampuan dalam mendistribusikan obat-obatan.

Tak putus asa, Boenjamin kembali mencoba berbisnis obat-obatan. Kali ini, ia merangkul saudara-saudaranya, yakni Kliouw Lip Bing, Khouw Lip Swan, Khouw Lip Keng. Boenjamin juga mengajak kawannya Jan Tan yang merupakan dokter farmakologi.

Perusahaan itu pun ia dirikan dengan modal kecil sehingga terpaksa menggunakan garasi mobil sebagai pabriknya. Dari garasi mobil di Tanjung Priok, Jakarta Selatan itulah Dr. Boen memulai memproduksi obat-obatan nasional.

Garasi tersebut ternyata didapat dari salah satu pasien milik kakak Boenjamin. Boenjamin berpikiran bahwa garasi kecil miliknya bukan menjadi masalah untuk mengembangkan bisnis karena sejarah mencatat perusahaan-perusahaan besar seperti Apple dan Hawlett Packard tumbuh di dalam garasi berukuran kecil.

Dari garasi itulah menjadi tempat sejarah berdirinya PT Kalbe Farma pada tahun 1966 dengan Boenjamin sebagai Direktur Utama. 

Meski sempat tersandung krisis moneter pada tahun 1998, namun Kalbe Farma tetap berdiri hingga sekarang. Itu menjadi bukti kesungguhan dan pertahanan bisnis yang kuat dari seorang Dr. Boen.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement