Selasa 11 Aug 2020 15:28 WIB

Dai Tangguh BMH Giat Berdakwah di Pengungsian Masamba

Masa revovery musibah banjir diisi kegiatan trauma healing.

Anak-anak pengungsi korban banjir Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, belajar membaca dan menghafal Alquran bersama BMH, Dai Tangguh dan SAR Hidayatullah.
Foto: Dok BMH
Anak-anak pengungsi korban banjir Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, belajar membaca dan menghafal Alquran bersama BMH, Dai Tangguh dan SAR Hidayatullah.

REPUBLIKA.CO.ID, MASAMBA  -- Laznas BMH bersama SAR Hidayatullah kini fokus mengisi masa recovery musibah banjir Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan,  dengan kegiatan trauma healing.

Dai tangguh BMH, Ustadz Ilham Syawal menjelaskan, di masa recovery ini, pihaknya bersama berbagai pihak termasuk Muslimat Hidayatullah menggelar kegiatan trauma healing.

"Masa recovery kami isi dengan kegiatan trauma healing dengan beragam kegiatan. Mulai dari kegiatan game lapangan untuk anak-anak dan remaja, hingga pengajian dan pembelajaran Alquran untuk kaum ibu dan bapak-bapak di pengungsian yang berlokasi di Meli, Baebunta, Luwu Utara," terang Ustadz Ilham Syawal, Selasa  (11/8).

photo
Dai Tangguh BMH dan Muslimat Hidayatullah memberikan trauma healing untuk anak-anak pengungsi korban banjir Masamba.  (Foto: Dok BMH)

Dakwah Ustadz Ilham Syawal untuk memberikan pencerahan ruhani bagi para pengungsi juga diberi kepercayaan oleh Baznas yang telah mendirikan mushola darurat di Petambua.

"Sehari-hari saya bersama teman-teman BMH dan SAR Hidayatullah mengisi pengajian di pengungsian warga Meli, juga saya diminta untuk memberikan pembinaan pengungsi di mushola darurat yang berada di pengungsian warga Petambua," jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Program dakwah dan pendidikan yang dilakukan di pengungsian mendapat sambutan positif dari para pengungsi.

"Kami sangat terbantu dengan adanya  Dai Tangguh dan  relawan BMH serta  SAR Hidayatullah. Mereka bukan saja bisa bantu kami buat tenda dan kebutuhan makan, tapi juga didik kami, ceramah, dan ajar anak-anak kami. Kami sangat bahagia, rasanya trauma ini perlahan-lahan mulai berkurang," ungkap seorang pengungsi Bapak Ardi (43 tahun).

Hal serupa juga disampaikan oleh Nurul Hijrah Az-Zahrah. Siswi kelas IX di SMPN 1 Masamba itu mengkau bahagia dengan kiprah dakwah dai tangguh BMH di pengungsian.

"Saya dan teman-teman sangat senang. Tidak terbayang akan seenak ini di pengungsian, karena kami diajar mengaji, sholat, dan bermain. Sekarang saya sudah hafal Surah An-Naba' selama mengungsi ini.  Saya ingin menjadi penghafal Quran," ungkap gadis murah senyum itu.

photo
Para pengungsi korban banjir Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan mendambakan bantuan bahan bangunan untuk mendirikan hunian sementara (huntara).  (Dok BMH)

Sampai saat ini program masih berlangsung di pengungsian. Warga berharap kiranya dapat dibantu dari sisi kesediaan bahan bangunan untuk  mendirikan hunian sementara (huntara). Karena sampai saat ini masyarakat di Meli tidak berani kembali ke lokasi tempat mereka tinggal sebelumnya.

"Kalau ada mau bantu kami, kirimkan doa. Dan, kalau bisa papan, dan keperluan kami bangun rumah sementara," pungkas seorang pengungsi, Fadli (32 tahun).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement