Rabu 12 Aug 2020 00:30 WIB

Kura-Kura Leher Ular Pulau Rote Dinyatakan Punah

Kura-kura leher ular di Rote Ndao sudah punah karena habitatnya sudah habis

 Suasana pos Pengamanan pulau terluar di pulau Ndana, Rote Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Suasana pos Pengamanan pulau terluar di pulau Ndana, Rote Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan bahwa kura-kura leher ular (Chelonida mccordi) yang menjadi satwa ikonik-endemik Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao sudah punah karena tidak ditemukan lagi di daerah itu.

"Kura-kura leher ular di Rote Ndao itu habitatnya sudah habis," kata Kepala BKSDA NTT Timbul Batubara, Selasa (11/8).

Kura-kurang leher ular yang terdapat di kabupaten terselatan di Indonesia itu merupakan salah satu dari 25 spesies kura-kura yang terancam punah di dunia. Kura-kura leher ular adalah sejenis kura-kura yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Mereka hidup di perairan dekat pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sesuai namanya kura-kura ini memiliki leher yang panjang menyerupai tubuh ular.

Ia mengatakan, BKSDA NTT akan segera memulangkan beberapa ekor kura-kura leher ular dari Singapura untuk dilepasliarkan di Rote Ndao sehingga populasi kura-kura kepala ular bisa ada lagi di daerah itu.

"Pada tahun 2020 ini kami akan berupaya memulangkan beberapa ekor kura-kura leher ular dari Singapura untuk dikembangkan lagi di Rote Ndao sehingga bisa mempertahankan eksistensi populasinya," katanya.

Sebelum dilepas di Rote Ndao beberapa kura-kura leher ular dari Singapura itu akan dipelihara selama tiga bulan di Kupang untuk adaptasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement