Selasa 11 Aug 2020 07:15 WIB

Kisah Orang Roma Berbahasa Arab di Israel

Sebelum 1948, orang Palestina melaporkan komunitas Roma berbahasa Arab.

Kisah Orang Roma Berbahasa Arab di Israel. Foto: Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Kisah Orang Roma Berbahasa Arab di Israel. Foto: Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZZA -- Sebelum 1948, orang-orang Pelestina melaporkan terdapat komunitas Roma berbahasa Arab di Jaffa. Mereka berprofesi sebagai pemain teater jalanan dan sirkus.

Seperti semua penduduk Arab di Jaffa, Roma terusir pada April 1948. Keturunan mereka diperkirakan saat ini masih bermukim di kamp-kamp pengungsi di Jalur Gaza. Tidak diketahui apakah mereka benar-benar telah terserap ke dalam masyarakat Arab atau masih memelihara identitas terpisah.

Baca Juga

Komunitas Roma lainnya pernah bermukim di Yerusalem Timur. Mereka kerap mengeluhkan perilaku diskriminatif orang-orang Arab Palestina kendati mereka sama-sama mengalami kesulitaan ketika Israel menganeksasi wilayah itu.

Beberapa orang Roma dari Eropa Timur diketahui tiba di Israel pada 1940-an dan awal 1950-an. Mereka adalah para wanita yang dinikahi lelaki Yahudi di kamp-kamp pengungsian selama dan setelah Perang Dunia II.

Dalam beberapa kasus, banyak orang Roma berpura-pura menjadi Yahudi ketika agen-agen Zionis datang. Tidak diketahui berapa jumlah orang Roma di Israel saat ini. Yang juga tidak diketahui adakah di antara mereka masih memelihara tradisi Roma.

Sejumlah media Israel pernah melaporkan, sejumlah kecil orang Roma di Israel masih melestarikan lagu-lagu pengantar tidur untuk anak-anak mereka. Sejumlah kecil lainnya menggunakan kata-kata makian dalam Romani saat bertengkar mulut dengan rekan atau tetangga mereka.

Mereka mewariskan kata-kata ini serta lagu-lagu pengantar tidur kepada anak-anak mereka. Namun, menurut pers Israel, hampir seluruh orang Roma di Israel tidak lagi menggunakan bahasa nenek moyang mereka.

Roma berbeda dengan Yahudi. Mereka gagal mempertahankan sistem kepercayaan nenek moyang sejak abad pertama berada di perantauan. Di Balkan, mereka menjadi Muslim dan terlihat dalam gerakan sufisme. Di Rumania, mereka menjadi Orthodox atau Katolik.

Di Israel, mereka menjadi satu-satunya orang non-Yahudi yang menganut Yudaisme. Yang tidak diketahui adalah masih adakah orang Roma di Eropa, AS, Amerika Utara, dan Australia yang menganut Hindu.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement