Senin 10 Aug 2020 23:46 WIB

Fenomena Awan Hitam Gegerkan Warga di Aceh

Gumpalan awan hitam pekat yang dilapisi warna putih itu bernana awan Arcus.

Awan hitam bergelayut di langit Kota Banda Aceh,(ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Awan hitam bergelayut di langit Kota Banda Aceh,(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Fenomena awan hitam mirip gelombang tsunami di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Aceh, sepanjang Senin menjadi perbincangan hangat dan menggemparkan masyarakat. Gumpalan awan hitam pekat yang dilapisi warna putih di bagian atasnya menimbulkan ketakutan bagi masyarakat di daerah itu, karena bentuknya menakutkan. “Kami juga sempat takut melihat awan yang begitu hitam pekat, menakutkan sekali. Jarang ada peristiwa seperti ini,” kata Sabrina, warga Meulaboh.

Hal senada juga diungkapkan Maulana, warga Meulaboh, yang mengaku sempat mengabadikan fenomena alam tersebut pada Senin pagi dan petang. Menurutnya, fenomena awan tersebut menjadi perbincangan hangat masyarakat dan menjadi trending media sosial karena bentuknya yang aneh dan menakutkan.

Baca Juga

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena awan Arcus yang menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Aceh pada Senin pagi tidak perlu disikapi secara berlebihan atau pun secara panik.

“Ini merupakan awan rendah yang termasuk single level, awan ini pertama kali terbentuk 1-2 jam, biasanya awan ini akan menyebabkan angin kencang,” kata prakirawan BMKG stasiun Meulaboh-Nagan RayaRezky Prasetya Hartiwi.

Ia menjelaskan, fenomena alam tersebut harus disikapi oleh masyarakat secara waspada. Menurutnya, apabila awan tersebut muncul di langit, maka yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah menjauhi pohon yang tinggi, tenda atau benda yang gampang rubuh saat terjadi angin kencang.

Bahkan masyarakat diimbau tidak berada di luar rumah apabila fenomena awan Arcusitu muncul. “Biasanya awan ini akan hilang setelah terjadinya hujan lebat disertai angin kencang. Masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap waspada,” kata Rezky, menjelaskan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement